Senin, 14 November 2011

karakter intrusi mesin

set intrusi 2
Set instruksi merupakan salah satu bahasan pada bidang Organisasi dan Arsitektur komputer. Pada paper ini akan dijelaskan mengenai beberapa bahasan mengenai set instruksi yaitu tentang fungsi dan karakteristik, dan juga tentang format dan cara pengalamatan pada set instruksi.

Pengertian mengenai set instruksi, fungsi dan karakteristik

Set instruksi (instruction set) merupakan sekumpulan lengkap instruksi yang dapat dimengerti oleh sebuah CPU. Disebut juga machine code (bahasa mesin), aslinya juga berbentuk biner yang merupakan bahasa assembly. Untuk konsumsi manusia (dalam hal ini programmer), biasanya digunakan representasi yang lebih mudah dimengerti yaitu berupa bahasa yang dapat dimengerti manusia.
Sehingga dapat dibagi menjadi:

-Kumpulan instruksi lengkap yang dimengerti oleh CPU
-Kode mesin
-Biner
-Kode assembly


Elemen umum pada set instruksi:

1.Operation code (Op code)
-Kerjakan yang telah diperintahkan
2.Source Operand reference
-Dengan menggunakan data ini
3.Result Operand reference
-Simpan hasil pengerjaan disini
4.Next Instruction Reference
-Perintah selanjutnya setelah perintah sebelumnya telah selesai dikerjakan

Operand pada set instruksi dapat berasal dari:

-Main memory (or virtual memory or cache)
-CPU register
-I/O device


Beberapa tipe penyajian instruksi:

1.Dlm kode mesin setiap instruksi memiliki pola-bit tertentu

2.Untuk konsumsi programmers disediakan penyajian simbolik
Contoh: ADD, SUB, LOAD

3.Operand juga disajikan secara simbolik
Contoh: ADD A,B


Contoh simbolik set instruksi:

ADD: Add (Jumlahkan)
SUB: Subtract (Kurangkan)
MPY/MUL: Multiply (Kalikan)
DIV: Divide (Bagi)
LOAD: Load data dari register/memory
STOR: Simpan data ke register/memory
MOVE: pindahkan data dari satu tempat ke
tempat lain
SHR: shift kanan data
SHL: shift kiri data


Dengan jenis instruksi yang diperintahkan antara lain:

Data processing: Aritmetik (ADD, SUB, dsb); Logic (AND, OR, NOT, SHR, dsb); konversi data
Data storage (memory): Transfer data (STOR, LOAD, MOVE, dsb)
Data movement: Input dan Output ke modul I/O
Program flow control: JUMP, HALT, dsb.

Beberapa jenis operand:

-Addres

-Number
Contoh: Integer/floating point

-Character
Contoh: ASCII etc.

-Logical Data
Contoh: Bits or flags



Format instruksi berdasarkan jumlah alamat:

-Menggunakan 3 alamat

Bentuk umum: [OPCODE] [AH], [AO1], [AO2]
Satu alamat hasil, dua alamat operand
Misal: SUB Y, A, B
- Bentuk algoritmik: Y à A – B
- Arti: Kurangkan isi Reg A dengan isi Reg B, kemudian simpan hasilnya di Reg Y.
Bentuk ini tidak umum digunakan di komputer
Mengoperasikan banyak register sekaligus , perlu word yang panjang
Program lebih pendek

-Menggunakan 2 alamat

Bentuk umum: [OPCODE] [AH], [AO]
Satu alamat hasil merangkap operand, satu alamat operand
Misal: SUB Y, B
- Bentuk algoritmik: Y à Y – B
- Arti: Kurangkan isi Reg Y dengan isi Reg B, kemudian simpan hasilnya di Reg Y.
Bentuk ini masih digunakan di komputer sekarang
Mengoperasikan lebih sedikit register, tapi panjang program tidak bertambah terlalu banyak
Instruksi lebih pendek
Diperlukan kerja ekstra
Temporary storage untuk menyimpan beberapa hasil operasi

-Menggunakan 1 alamat:

Bentuk umum: [OPCODE] [AO]
Satu alamat operand, hasil disimpan di accumulator
Misal: SUB B
- Bentuk algoritmik: AC ß AC – B
- Arti: Kurangkan isi Acc. dengan isi Reg B, kemudian simpan hasilnya di Acc.
Bentuk ini digunakan di komputer jaman dahulu
Hanya mengoperasikan satu register, tapi program menjadi bertambah panjang

-Menggunakan 0 alamat:
Bentuk umum: [OPCODE] [O]
Semua alamat operand implisit, disimpan dalam bentuk stack. Operasi yang biasanya membutuhkan 2 operand, akan mengambil isi stack paling atas dan di bawahnya
Misal: SUB
- Bentuk algoritmik: S[top] à S[top-1] – S[top]
- Arti: Kurangkan isi Stack no.2 dari atas dengan isi Stack paling atas,kemudian
simpan hasilnya di Stack paling atas
Ada instruksi khusus Stack: PUSH dan POP


Hal yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan jumlah alamat:

-Addres banyak
# Instruksi semakin kompleks
# membutuhkan banyak register
# Program lebih pendek
# kecepatan waktu untuk eksekusi perintah akan berkurang/ proses menjadi lambat

-Addres sedikit
#Instruksi lebih sederhana
#Eksekusi lebih cepat

Jenis operasi pada set instruksi:
-Data Transfer
-Arithmetic
-Logical
-Conversion
-I/O
-System Control
-Transfer of Control


Set instruksi : format dan cara pengalamatan

Mode pengalamatan ini digunakan dalam set instruksi pada komputer yaitu untuk membatasi keterbasan format instruksi, dimana dapat merefernsi memori lokasi yang besar.
Mode pengalamatan yang dapat menangani keterbatasan tersebut, dimana masing-masing prosesor menggunakan mode penglamtan yang berbeda-beda dan memiliki pertimbangan dalam penggunaannya.

Ada 6 macam cara dalam mode pengalamatan :

1. Immmediate addressing

Merupakan bentuk pengalamtan yang paling sederhana, dimana operand benar-benar ada dalam instruksi atau bagian dari instruksi operand sama dengan field alamat. Umumnya bilangan akan disimpan dalam bentuk komplemen dua, dengan bit kiri sebagai bit tanda. Ketika operand dimuatkan ke dalam register data, bit tanda di geser ke kiri hingga maksimum word data.

Keuntungan dari mode pengalamatan ini adalah tidak adanya referensi memori selain dari instruksi yang diperlukan untuk memperoleh operand, dan juga dapat menghemat siklus instruksi sehingga proses keseluruhan akan cepat . Namun kekurangan dari mode pengalamatan ini adalah ukuran bilangan dibatasi oleh ukuran field alamat


2. Direct addressing
Cara ini merupakan cara yang baik digunakan pada komputer lama dan komputer kecil, karena hanya memerlukan sebuah referensi memori dan tidak memerlukan sebauh kalkulus khusus.
Kelebihan dari mode pengalamatan ini, dimana field alamat berisi efektif address sebuah operand. Kelemahan dari mode penglamatan ini yaitu keterbatasan field alamat karena panjang fied alamat relatif lebih kecil dibanding panjang word.

3. Indirect addressing
Mode ini merupakan mode pengalamatan secara tidak langsung, dimana field mengacu pada alamat word di alamat memori, yang pada gilirannya akan berisi alamat oprand yang panjang.

Contoh pada kasus ADD(A) dimana tambahkan isi memori yang ditunjuk oleh isi memori alamat A ke akumulator.
Pada mode ini kelebihannya, dimana ruang bagi alamatnya menjadi besar, sehingga semakin banyak alamat yang mendapat referensi. Namun ada pula kekurangan dari mode pengalamatan ini yaitu,diperlukan refernsi memori ganda dalam suatu fetch sehingga memperlambat proses operasi.

4. Register addressing
Register addressing merupakan suatu mode pengalamatan yang cara kerjanya hampir mirip dengan mode pengalamatan langsung (direct addressing), namn perbedaannya terletak pada field alamat yang mengacu pada register, bukan pada memori utama.
Field yang mereferensi register yang memiliki panjang3 atau 4 bit, sehingga dapat mereferensi 8 atau 16 general purpose.

Keuntungan dari mode pengalamatan register ini adalah Diperlukan field alamat berukuran kecil dalam instruksi dan tidak diperlukan referensi memori. Akses ke register lebih cepat daripada akses ke memori, sehingga proses eksekusi akan lebih cepat. Namun adapun kelemahan dari mode ini yaitu menjadi terbatasnya ruang alamat.

5. Register indirect addressing
Keterbatasan field alamat diatasi dengan pengaksesan memori yang tidak langsung sehingga alamat yang dapat direferensi makin banyak. Dalam satu siklus pengambilan dan penyimpanan, mode pengalamatan register tidak langsung hanya menggunakan satu referensi memori utama sehingga lebih cepat daripada mode pengalamatan tidak langsung

6. Displacement addressing
Mode ini yaitu dengan operand berada pada alamat A ditambahkan isi register. Pada mode ini terdapat tiga model displacement yaitu :
-Relative addressing
-Base register addressing
-Indexing


Referensi:
Prof. William Fornaciari www.elet.polimi.it/~fornacia
Universidade do Minho – Dep. Informática - Campus de Gualtar – 4710-057 Braga - PORTUGAL- http://www.di.uminho.pt
http://burks.bton.ac.uk/burks/language/asm/asmtut/asm1.htm#toc

Kamis, 06 Oktober 2011

tugas1

KONSEP MANAJEMEN INFORMASI & PERANAN PADA PERUSAHAAN
KONSEP MANAJEMEN INFORMASI & PERANAN PADA PERUSAHAAN

Ilmu manajemen merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang disistemisasi, dikumpulkan dan diterima kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya metode ilmiah yang dapat digunakan dalam setiap penyelesaian masalah dalam manajemen. Namun selain itu, beberapa ahli seperti Follet menganggap manajemen adalah sebuah seni. Hal ini disebabkan oleh kepemimpinan memerlukan kharisma, stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran, kemampuan menjalin hubungan antaramanusia yang semuanya itu banyak ditentukan oleh bakat seseorang dan sulit dipelajari.

KONSEP MANAJEMEN INFORMASI

Bagi banyak orang, kantor merupakan tempat korespondensi, persiapan formulir dan laporan, penyimpanan data, dan berkas oleh juru ketik, sekretaris, arsiparis, petugas pemberkasan, operator mesin, supervisor dan manajer. Latar di atas sering melibatkan produk fisik – surat, memorandum, dan laporan yang ditulis; pernyataan dan nota yang disiapkan; catatan dan rekaman; lemari berkas yang berisi salinan arsip. Kantor ini ada wujudnya, tapi bagi mahasiswa manajemen perkantoran administratif, ini merupakan gambaran umum sebuah kantor.
Berbeda dengan kantor dulu, dunia kantor sekarang terus berkembang. Latarnya lebih luas, tergantung pada sistem mesin elektronik yang mempengaruhi organisasi. Dunia kantor baru, tidak menekankan pada data atau formulir, tapi pada informasi. Bukan pada mesin, tapi pada sistem dimana mesin dan pegawai berfungsi.
Manajemen kantor administratif, mirip dengan manajemen informasi, menjadi bidang kerja dinamis yang terdiri dari sistem administrasi, proses data, reprografis, proses kata, manajemen data, telekomunikasi dan mikrografis. Perubahan yang membawa pandangan baru dunia kantor memberi spesialisasi untuk banyak pekerja dan perlunya manajer kantor administrasi yang memiliki pengetahuan yang luas.
FUNGSI MANAJEMEN KANTOR ADMINISTRATIF
Manajemen juga berlaku pada manajemen fungsi kantor. Manajer kantor bertanggung jawab merencanakan, mengorganisasi dan mengotrol semua kegiatan perusahaan dan mengarahkan orang untuk mencapai tujuan perusahaan.
Fungsi manajemen kantor terbatas pada layanan berkas dan pegawai. Adanya perkembangan zaman dan metode informasi muncul tuntutan agar informasi dan krputusan dilakukan lebih cepat. Manajemen mulai tergantung pada kekuatan kantor karena teknologi komunikasi dan komputer memberi kekuatan proses informasi kepada kantor yang lebih besar. Konsep ”kantor satu departemen” memperluas konsep manajemen administratif yang lebih terpusat.
Selama awal 1960-an, fungsi kantor menjadi manajemen informasi. Konsep ini memberi tanggung jawab yang luas untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menelusuri, dan distribusi informasi. Di bab 2, kegiatan ini mewakili sistem prosedur pengolahan siklus informasi; dan jika dilakukan dengan baik, menjadi bidang studi. Sehingga, sistem informasi menjadi disiplin akademik yang muncul dari penerapan teknologi informasi. Tugas kantor lama seperti komunikasi lisan dan tulisan, mengolah dan melaporkan, penyimpanan data, akunting, dan pemberkasan masih ada, tapi diperbarui.
Lingkup dan tanggung jawab manajemen kantor administratif dalam buku ini menganalisa setiap fungsi manajerial yang ada dalam kegiatan kantor. Urutan – merencanakan, mengorganisir, mearahkan dan mengarahkan – fungsi ini diringkas pada gambar 1-2.
Peran Manajer Kantor Administratif
Sebagai pihak utama dalam pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penelusuran, dan distribusi informasi, manajemen kantor administratif berperan penting dalam proses pembuatan keputusan. Tugas manajer adalah pengambil keputusan, dengan biaya rendah, dengan informasi yang akurat, dapat diakses, dan berguna.
Tidak ada manajer yang memiliki tanggung jawab yang sama. Di satu perusahaan, manajer kantor menjadi akuntan, yang mengawasi korespondesi, surat, berkas, dan administrasi umum. Di perusahan lain, manajer kantor bertanggung jawab sebagai manajer personalia atau manajer kredit dengan berbagai tugas pengawasan. Di perusahaan lain, manajer kantor menjadi eksekutif yang bertanggung jawab memberikan layanan bagi semua divisi, berupa surat, manajemen arsip, proses kata, layanan kurir, telekomunikasi dan pemeliharaan kantor.
Meski memiliki tanggung jawab berbeda, hampir semua manajer melakukan kegiatan yang sama. Dalam studi analisa peran manajer kantor, Schmidt dan Lappe menemukan dari semua manajer kantor yang disurvey, 3 kegiatan yang sering dilakukan adalah merekrut pegawai, analisa pekerjaan dan komunikasi tertulis (surat dan laporan). Temuan yang sama diperoleh dalam studi oleh Smith dan Warner yang menemukan bahwa manajer kantor sering melakukan komunikasi lisan dan tulisan, dan lisan dua kali lebih sering dibanding tulisan. Smith dan Warner juga menemukan bahwa banyak waktu manajer kantor digunakan untuk hubungan personalia – merekrut, melatih dan mempromosikan pegawai – dan dalam sistem analisa.
Perbedaan tanggung jawab manajer kantor disebabkan beberapa faktor, antara lain ukuran organisasi, di perusahaan besar yang mayoritas outputnya adalah pengolahan informasi, volume layanan sangat besar sehingga memerlukan pengawasan manajer kantor. Sebaliknya di perusahaan kecil, staf pabrik maerupakan sumber kegiatan bisnis utama, kegiatan layanan kantor dapat dilakukan oleh akuntan, pengawas, bendahara, manajer kredit, atau manajer personalia.
Manajer kantor bergabung dalam berbagai organisasi profesionis, seperti Asosiasi Manajemen Pengolahan Data, Asosiasi Manajemen dan Administrator Data, dan sebagainya. Organisasi ini beranggotakan orang-orang yang bekerja di bidang manajemen kantor adminitratif. Organisasi ini mengembangkan pengetahuan dan teknik manajemen. Pada tahun 1970, dibuat program sertifikasi manajer administratif. Kandidatnya terbuka untuk semua pegawai manajemen, untuk menjadi anggota harus memenuhi 5 standar : (1) lulus ujuan sertifikasi C.A.M yang terdiri dari manajemen personalia, manajemen keuangan, kontrol dan ekonomi, layanan administratif, dan sistem manajemen informasi, (2) berpengalaman di tingkat manajemen administratif selama 2 tahun, (3) menyerahkan referensi dari orang terkemuka, (4) memberikan bukti kemampuan memimpin, dan (5) menunjukkan bukti keahlian komunikasi. Program sertifikasi ini untuk memperluas cakupan dan tanggung jawab manajer di perkantoran modern.
Manajemen Informasi Masa Depan
Dimensi baru fungsi manajemen adalah proses mengubah informasi menjadi aksi. Semua tingkat manajerial ingin memperbaiki rasionalitas keputusan yang didasarkan pada informasi yang andal. Faktor ekonomi era 1970-an dan proyeksi kegiatan abad 20 berpengaruh pada dimensi baru ini.
Menurut Dinas Tenaga Kerja tahun 1985, penduduk Amerika Serikat mengalami peningkatan dibanding tahun 1972. Angkatan kerja juga meningkat dibanding sebelumnya. Tingkat pengangguran diharapkan turun. Periode 1972-1985, GNP mengalami peningkatan, ketika tingkat inflasi turun sampai 8,3% tahun 1985. Belanja pemerintah juga mengalami peningkatan.
Meningkatnya penduduk, angkatan kerja, pendapatan masyarakat, menyebabkan pernintaan terhadap barang dan jasa bertambah. Meningkatnya belanja pemerintah, memerlukan lebih banyak komunikasi, lebih banyak administrasi, lebih banyak konsumsi energi, dan lebih banyak pajak dan regulasi; singkatnya, lebih banyak informasi. Lingkup pengambilan keputusan lebih bersifat internasional, keputusan menjadi lebih rumit. Karena terlalu banyak fakta dan data dalam proses keputusan, menimbulkan kebingungan dan kekacauan. Kebutuhan masa depan bukan informasi, tapi penanganan informasi. Seseorang harus dapat memberikan informasi yang dapat memecahkan masalah. Peran manajer informasi dalam sistem masa depan menjadi sangat penting karena penggunaan komputer canggih untuk distribusi informasi dan intelijen.

Tahun 1980-an, manajemen dipimpin oleh presiden dan eksekutif yang melapor pada presiden, dibantu 3 wakil presiden, salah satunya wakil presiden bidang informasi. Wakil presiden ini bertanggung jawab mengelola pusat komputer, arus informasi, manajemen kantor, program kesehatan, pelatihan, humas, dan litbang. Manajer informasi dan fungsi informasi mulai berkembang di perusahaan besar. Selain ahli di bidang administrasi manajemen, manajer informasi harus memiliki keahlian dan pengalaman sebagai analis informasi, ahli manajemen data, manajer proses data, dan ahli komunikasi. Manajer harus mengetahui konsep dan sistem mesin, kemampuan konseptual untuk mengatur, keahlian menangani pegawai dalam team informasi. Posisi ini memerlukan pengalaman dan pendidikan untuk mengatur fungsi informasi dalam perusahaan.
Manajer kantor administratif selalu menjadi manajer informasi. Ia bertanggung jawab mengembangkan dan memelihara sistem yang baik, pegawai yang efisien, dan peralatan yang andal. Adanya alat, program dan sistem teknologi baru, menjadikan tangung jawab manajer meluas ke seluruh perusahaan, sehingga informasi dapat ditemukan dimana-mana.
Konsep sistem informasi manajemen menggabungkan semua fungsi informasi perusahaan dalam suatu jaringan informasi. Jaringan ini ada pada gambar 1-3 dimana fungsi koordinasi (pusat informasi) merupakan pusat intelijen atau basis data organisasi. Jaringan ini secara teori memberi akses ke semua data dan informasi dalam perusahaan. Jaringan ini menggabungkan sumber informasi tentang pelanggan, sumber pasokan dan info produk, serta informasi keuangan dan pasar. Informasi tersebut diperoleh dari lingkungan eksternal dan dimasukkan ke lingkungan internal. Fungsi informasi ini dikelola dalam sistem informasi terpusat di banyak perusahaan besar dan badan pemerintahan. Sistem ini kompleks, melibatkan posisi baru, peralatan baru, dan reorganisasi, yang direncanakan dalam beberapa tahap selama bertahun-tahun.

Dalam ruang lingkup yang lebih luas, informatika meliputi beberapa aspek:
ilmu informasi yang mempelajari tentang cara pengumpulan, klasifikasi, manipulasi penyimpanan, pengaksesan, dan penyebarluasan informasi untuk keperluan sosial dan kemasyarakatan secara menyeluruhilmu komputer dan teknik komputer yang mempelajari tentang pemrosesan, pengarsipan, dan penyebaran informasi dengan menggunakan teknologi informasi dan alat lain yang berbasis komputer.
peranan pada perusahaan:
Setiap perusahaan memiliki manajemen yang memegang berbagai peranan penting yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk diwujudkan bersama. Ada banyak peran yang harus dimainkan / diperankan para manajer secara seimbang sehingga diperlukan orang-orang yang tepat untuk menjalankan peran-peran tersebut.Manajemen yang baik haruslah berperan sesuai dengan situasi dan kondisi pada perusahaan atau organisasi. Menajemen yang tidak bisa menjalankan peran sesuai tuntutan perusahaan dapat membawa kegagalan.
Berikut ini adalah Peranan Manajemen yang harus diperankan para Manajer :
1. Peran Interpersonal
Yaitu hubungan antara manajer dengan orang yang ada di sekelilingnya, meliputi ;
- Figurehead / Pemimpin Simbol : Sebagai simbol dalam acara-acara perusahaan.
- Leader / Pemimpin : Menjadi pemimpin yag memberi motivasi para karyawan / bawahan serta mengatasi permasalahan yang muncul.
- Liaison / Penghubung : Menjadi penghubung dengan pihak internal maupun eksternal.
2. Peran Informasi
Adalah peran dalam mengatur informasi yang dimiliki baik yang berasal dari dalam maupun luar organisasi, meliputi ;
- Monitor / Pemantau : Mengawasi, memantau, mengikuti, mengumpulkan dan merekam kejadian atau peristiwa yang terjadi baik didapat secara langsung maupun tidak langsung.
- Disseminator / Penyebar : Menyebar informasi yang didapat kepada para orang-orang dalam organisasi.
- Spokeperson / Juru Bicara : Mewakili unit yang dipimpinnya kepada pihak luar.
3. Peran Pengambil Keputusan
Adalah peran dalam membuat keputusan baik yang ditentukan sendiri maupun yang dihasilkan bersama pihak lain, meliputi ;
- Entrepreneur / Kewirausahaan : Membuat ide dan kreasi yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kinerja unit kerja.
- Disturbance Handler / Penyelesai Permasalahan : Mencari jalan keluar dan solusi terbaik dari setiap persoalan yang timbul.
- Resource Allicator / Pengalokasi Sumber Daya : Menentukan siapa yang menerima sumber daya serta besar sumber dayanya.
- Negotiator / Negosiator : Melakukan negosiasi dengan pihak dalam dan luar untuk kepentingan unit kerja atau perusahaan.
Mengacu kepada Arsitektur Teknologi Informasi Perusahaan pembangunan, penerapan Teknologi Informasi yang dilakukan dikategorikan sebagai berikut :
• Aplikasi Teknologi Informasi yang menjadi landasan dari berbagai aplikasi lain yang ada di dalam Perusahaan antara lain sistem operasi, basis data, network management dan lain-lain.
• Aplikasi yang sifatnya mendasar (utility) yaitu aplikasi Teknologi Informasi yang dipergunakan untuk berbagai urusan utilisasi sumber daya Perusahaan anatara lain sistem penggajian, sistem akuntansi & keuangan dan lain-lain.
• Aplikasi Teknologi Informasi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik Perusahaan terutama yang berkaitan dengan proses penciptaan produk/jasa yang ditawarkan Perusahaan antara lain Aplikasi Properti, Aplikasi Forwarding dan Aplikasi Pergudangan.

1.2 Pemanfaatan teknologi informasi & komunikasi PT. KBN (Persero)

• Perusahaan sudah pemanfaatkan Teknologi Informasi dalam menunjang kegiatan operasional dan menunjang bisnis utama yaitu Properti dan Logistik.
• Perusahaan sudah memiliki aplikasi Teknologi Informasi yang terintegrasi, didukung sistem jaringan komputer transaksi terlaksana secara online dari Kantor Pusat hingga Unit Usaha sehingga dapat mengefisiensikan kegiatan operasional Perusahaan.

Pemanfaatan Teknologi Informasi yang sudah dilakukan dalam menunjang kegiatan operasional Perusahaan meliputi bidang-bidang sebagai berikut :
1. Sistem Informasi Akuntansi dan Keuangan
2. Sistem Informasi Properti
3. Sistem Informasi Forwarding.
4. Sistem Informasi Pergudangan.
5. Sistem Informasi SDM
6. Sistem Informasi Poliklinik
7. Aplikasi Audit Internal (Pengawasan SPI)
8. Sistem Persediaan ATK/Cetakan
9. Sistem Inventarisasi Peralatan Kantor
10. Sistem Electronic Data Interchange (EDI) untuk pengiriman dokumen PEB
11. Website dan intranet.
ALIRAN PEMIKIRAN MANAJEMEN
Manajer kantor administratif mengikuti beberapa pendekatan manajemen fungsi informasi. Kantor yang efisien menunjukkan manajer perseptif yang memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan. Manajer intuitif masih diperlukan karena mampu mengarahkan orang untuk mencapai sasaran perusahaan. Tapi tidak semua orang punya kemampuan intuisi. Sehingga mereka perlu mempelajari keahlian teknis, administratif dan personal untuk mengelola perusahaan.
Selama bertahun-tahun berbagai fungsi dalam proses manajemen telah melakukan klasifikasi pendekatan para ahli manajemen. Ada 3 aliran manajemen yaitu klasik, perilaku dan manajemen ilmiah. Masing-masing aliran memiliki pendekatan yang berbeda terhadap manajemen dan faktor penting dalam proses manajemen. Perbedaan telah mempengaruhi proses dan prinsip manajemen. Melalui aliran-aliran ini, mahasiswa manajemen kantor administratif menemukan prinsip yang dijadikan panduan dalam memahami konsep manajemen informasi.
Aliran Klasik
Revolusi industri membantu produksi barang secara massal dan menciptakan organisasi industri modern. Perusahaan baru kurang memahami masalah manajemen. Sehingga studi manajemen lebih banyak membahas masalah produksi. Ahli manajemen klasik menghubungkan antara manajemen dengan produksi. Aliran klasik percaya bahwa manajer harus berusaha meningkatkan efisiensi proses produksi.
Ada 2 pandangan teori manajemen klasik yaitu manajemen ilmiah dan manajemen total, yang akan dijelaskan sebagai berikut.
Manajemen ilmiah, ditujukan untuk memecahkan dua masalah utama : meningkatkan output rata-rata pekerja dan meningkatkan efisiensi manajemen. Manajemen ilmiah menggunakan akal dalam proses pengambilan keputusan. Semakin tinggi akal, masalah semakin dapat diatasi.
Metode ilmiah pemecahan masalah menggunakan logika dan langkah sistematis untuk atasi masalah yang efektif. Metode pemecahan masalah secara ilmiah, seperti dalam ilmu kimia atau fisika. Banyak tahap proses informasi menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah. Ini digunakan dalam analisa sistem, yang akan dibahas pada Bab 17.
Metode ilmiah pemecahan masalah kantor menggunakan langkah-langkah berikut :

1. Masalah harus dinyatakan dengan baik.
2. Informasi masalah harus dikumpulkan, dikelompokkan dan dianalisa.
3. Solusi sementara terhadap masalah (hipotesa) dikembangkan dan diuji keabsahannya.
4. Berdasarkan pengujian, dibuat modifikasi terhadap temuan dan kondisi baru, agar solusi bisa diterapkan.
5. Tindak lanjut dilakukan untuk melihat efektifitas solusi yang diberikan.

Frederick W. Taylor. Sebagai pionir studi fungsi produksi dan disebut Bapak Manajemen Ilmiah, tahun 1880, Taylor mengkaji standar kerja dan hubungan antara output dengan upah. Taylor lebih menekankan manajemen toko, daripada manajemen umum, serta melihat efisiensi pekerja dan manajer dalam produksi.
Taylor melihat setiap pekerja dimotivasi oleh kebutuhan finansial. Ia yakin pekerja membatasi outputnya karena takut dikeluarkan. Sehingga, Taylor menyarankan agar pekerja dididik untuk memahami bahwa pengorbanan ekonomi mereka akan mengurangi biaya produksi. Efektivitas pendapatnya adalah menempatkan pekerja dengan sistem upah perpotong, dengan menghasilkan banyak output maka gaji lebih banyak. Dasar pendekatan Taylor terhadap manajemen ilmiah adalah hanya ada satu cara terbaik untuk melakukan semua hal, baik menggunakan sekop maupun kertas.
Kontribusi Taylor meningkatkan efisiensi dan mengembangkan berbagai metode pelaksanaan konsep manajemen. Taylor memberi fungsi baru bagi manajer : mengganti metode aturan pokok dengan pertimbangan ilmiah untuk setiap pekerjaan; seleksi dan pelatihan ilmiah bagi pekerja; kerjasama antara manajer dan pekerja untuk menyelesaikan kerja dengan metode ilmiah; pembagian tanggung jawab yang seimbang antara manajer dan pekerja, dimana manajer merencanakan dan mengatur pekerjaan.
Frank dan Lilian Gilbrert. Awal 1900, mereka mengembangkan pemikiran manajemen ilmiah dengan menemukan alat dan teknik untuk membantu pekerja mengembangkan potensi melalui pelatihan, peralatan, lingkungan dan metode kerja. Prestasi mereka antara lain: menggunakan film untuk mempelajari dan memperbaiki gerakan; pengembangan bagan dan diagram untuk mendata proses dan pola; mempelajari bagian keletihan dan dampaknya pada kesehatan dan produktivitas; dan penerapan prinsip manajemen dan studi gerak untuk manajemen pribadi.
William H. Leffingwell. Disebut sebagai Bapak Manajemen Kantor, yang pertama menerapkan prinsip manajemen ilmiah untuk kantor. Bukunya, Manajemen Kantor Ilmiah, menjadi acuan studi modern dalam manajemen kantor. Lima Prinsip Kerja Efektif pada gambar 1-4 dikembangkan olehnya. Prinsip ini dapat dihubungkan dengan manajemen semua pekerjaan, dan mudah diterapkan di kantor. Setiap manajemen kantor harus merencanakan apa yang harus dilakukan dan bagaimana, kapan, dan dimana, serta oleh siapa (Prinsip 1). Dengan mengetahui rencana organisasi kantor dan pengembangan produk, manajer dapat mengkoordinasikan usaha semua pekerja, mesin dan informasi untuk menyusun jadwal kerja sesuai rencana (Prinsip 2). Selain itu, sistim operasional dan prosedur, penyimpanan data, metode pelaksanaan rencana dan pengukuran, serta tata letak untuk menyelesaikan kerja secara efektif yang harus dikembangkan (Prinsip 3 dan 4). Yang paling penting, manajer kantor harus memilih, melatih, memotivasi, mengkompensasi, dan mempromosikan pegawai sesuai kepentingan organisasi dan pegawai yang optimal (Prinsip 5).
Manajemen total, yang menekankan pendekatan menyeluruh terhadap masalah manajemen administratif, pengikut aliran ini mencari cara efektif untuk mengelola perusahaan.
Henry Fayol. Tahun 1949, bukunya Manajemen Umum dan Industri diterbitkan di Amerika. Fayol menerangkan konsep manajemen universal, mengembangkan teori manajemen komprehensif, dan menekankan perlunya pendidikan manajemen. Fayol yang pertama menyatakan prinsip manajemen yang menjadi panduan bagi koordinasi manajemen. Keberhasilannya sebagai manajer perusahaan tambang bukan karena kepemimpinan, tetapi karena penerapan prinsip administrasi yang dapat diajarkan kepada orang lain. Fayol menjelaskan 4 fungsi manajemen – perencanaan, pengorganisasian, komando, koordinasi, dan kontrol. Ia menekankan fungsi tersebut tidak hanya digunakan dalam bisnis, tetapi juga politik, agama, filantropis, militer, dan bidang lain. Tesisnya adalah karena semua perusahaan memerlukan manajemen, formulasi teori manajemen diperlukan untuk pendidikan manajemen yang efektif.
Mary Parker Follet, mengisi celah antara manajemen ilmiah Taylor dan psikologi sosial tahun 1920-an yang mempromosikan hubungan manusia yang lebih baik dalam industri. Melihat bahwa orang belum tahu cara hidup bersama, Follet mengembangkan konsep hidup asosiasi. Konsep ini menyatakan, bahwa organisasi kelompok merupakan metode baru dalam politik, dasar sistem industri masa depan, dan dasar tatanan internasional. Perkembangan baru manajemen dilihat Follet : perlunya mengurangi personalisasi wewenang dalam “hukum situasi”; penerapan ilmu perilaku pada masalah organisasi; menggunakan konflik yang konstruktif; psikologi kekuasaan; sifat komunikasi horisontal dan multi manajemen; dan tanggung jawab sosial manajemen.
Aliran klasik menekankan struktur dan hubungan formal dalam perusahaan. Dengan mengembangkan pengetahuan tentang situasi kerja, mereka tidak mengabaikan elemen manusia. Mereka mengembangkan ilmu tentang konsep yang menjadi dasar bagi organisasi.

Aliran Perilaku
Manajemen ilmiah masih menjadi dasar pemecahan masalah bisnis, tapi diiringi dengan perhatian terhadap unsur manusia dalam manajemen. Saat ini, pegawai lebih diutamakan daripada uang. Pegawai memiliki kebutuhan sosial dan psikologi, sama halnya dengan manajemen.
Minat terhadap unsur manusia dalam organisasi, manajer menggunakan dua pendekatan. Pendekatan hubungan manusia melihat pentingnya individu dalam sistem. Pendekatan ilmu perilaku menekankan hubungan antar pribadi dan tindakan demokrasi pada pekerja.
Pendekatan hubungan manusia. Tahun 1920-an dan 1930-an muncul gagasan bahwa orang penting dalam organisasi, karena mereka dapat mencapai sasaran organisasi. Pendekatan hubungan manusia dilakukan oleh peneliti Universitar Harvard antara tahun 1927-1932 terhadap pekerja wanita di perusahaan elektronik di Chicago. Ketua tim, Elton Mayo melakukan studi dampak lingkungan fisik seperti perubahan cahaya ditempat kerja terhadap produktivitas pegawai, hasilnya membingungkan. Ketika cahaya ditambah atau dikurangi, output tetap meningkat. Analisa menunjukkan bahwa motivasi pegawai bukan ditentukan oleh cahaya, tapi oleh perasaan dihargai. Hal ini penting bagi mereka untuk berkontribusi.
Mereka yang meneliti berbagai kondisi kerja seperti waktu istirahat, makan siang dan jam kerja; menggunakan wawancara untuk menentukan sikap; dan menganalisa organisasi sosial pekerja. Diketahui bahwa perubahan lingkungan kerja hanya sedikit pengaruhnya pada produktivitas kerja. Karena pekerja lebih merasa dihargai oleh manajemen. Karena manajemen meminta pendapat mereka tentang kondisi kerja, pekerja merasa hubungan mereka dengan manajemen lebih manusiawi. Pekerja merasa memiliki status dan dihormati. Penelitian ini menunjukkan upaya pekerja yang efektif terletak pada emosi dan kenyamanan fisik, penjelasan atas keputusan manajemen, dan tahu bahwa manajemen menghargai kerja mereka.
Studi Hawthorne menekankan faktor sosial dan psikologi baru dalam studi tentang pekerjaan. Hasil hubungan manusia adalah arah baru dalam studi manajemen perilaku.
Pendekatan Ilmu Perilaku. Teori Perilaku Klasik didasarkan pada kebutuhan tunggal, seperti teori Freud tentang dorongan nafsu dan konsep Jung tentang kebutuhan mengikuti ego seseorang. Ahli perilaku modern membuat daftar kebutuhan dari tiga (fisik, sosial, ego) sampai 15. Kebutuhan manusia tidak bisa dilihat, tetapi dapat dipelajari oleh ilmu perilaku manusia, dan diharapkan ada berbagai teori kebutuhan manusia dan berbagai sistem klasifikasinya.
Hierarki kebutuhan Maslow. Abraham Maslow mengembangkan teori motivasi manusia. Hierarki kebutuhan ada dalam gambar 1-5. Jika kebutuhan paling rendah terpuaskan mereka tidak termotivasi lagi, dan kebutuhan yang lebih tinggi menjadi dominan. Tapi, kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi muncul, meski kebutuhan sebelumnya belum terpuaskan. Hanya sedikit orang yang tahu memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi; hanya sedikit yang terwujud.
Manajer kantor administratif harus tahu kebutuhan setiap pekerja dan tidak boleh menggunakan satu pendekatan untuk memotivasi semua pekerja dalam mencapai sasaran organisasi. Manajer juga harus tahu bahwa kepuasan belum tentu memotivasi. Karena kebutuhan pegawai selalu bertambah.
Pandangan McGregor tentang Perilaku Pekerja. Sifat manusia sering diteliti. Manusia dianggap memiliki kemampuan kasih sayang, tapi tidak mau diatur. Manusia juga memiliki sifat buruk, dan perlu dikendalikan oleh masyarakat. Sifat manusia ini merupakan teori manajemen Douglas McGregor. Ia melihat cara manajer mengatur pekerja didasarkan asumsi Teori X dalam gambar 1-6. Asumsi lain disebut Teori Y, adalah penilaian mengatur pekerja yang lebih realistik.
Teori X kurang bersifat ilmiah. Bawahan dianggap tidak bertanggung jawab, egois dan malas. Manajer harus melakukan kontrol yang ketat. Teori Y mengkritik kontrol terhadap pekerja yang dilakukan peneliti. Teori ini menyatakan pekerja memiliki kebutuhan yang belum dipenuhi. Asumsi Teori Y menunjukkan potensi pekerja yang mendorong manajer menciptakan kondisi agar pekerja dapat mengembangkan diri.
Manajer kantor perseptif tahu bahwa pegawai sakit karena salah makan dan kerja mereka tidak efektif karena kebutuhan psikologis yang tidak dipenuhi. Karena manajer kantor bekerja dengan bawahan, mereka harus tahu pola perilaku pegawai. Perlu diciptakan kondisi agar pegawai dapat memenuhi kebutuhan dan meningkatkan produktivitas.
Teori Herzberg tentang Motivasi Kerja. Ada dua faktor lingkungan kerja – hygienis dan motivator. Ini menciptakan sikap positif terhadap pekerjaan dan fungsi motivator. Contoh motivator adalah perasaan perbaikan diri, prestasi, dan keinginan untuk memperoleh tanggung jawab yang lebih besar. Faktor hygienis terkait dengan produktivitas dalam pekerjaan, misalnya gaji, kondisi kerja, kebijakan perusahaan, dan kualitas pengawasan. Jika faktor hygienis tidak memadai, pekerja menjadi tidak puas. Tapi jika faktor hygienis ada, pekerja tidak termotivasi untuk produktif; sehingga perlu faktor motivator.
Perasaan positif yang timbul akibat kondisi kerja, seperti dukungan pimpinan dan kenaikan gaji, hanya sebentar. Jika pegawai sangat termotivasi dan merasa pekerjaannya menantang, mereka akan mentoleransi kekurangan faktor hygienis. Meski tidak dapat diabaikan, faktor hygienis tidak dapat membantu mencapai tujuan perusahaan. Tugas manajer kantor adalah meningkatkan motivator seperti prestasi, penghargaan, pekerjaan, tanggung jawab dan kemajuan, akan dibahas di Bab 3.
Aliran Manajemen Ilmiah
Pendekatan manajemen ilmiah untuk pengambilan keputusan mengunakan ketrampilan matematika dan teknik untuk mengatasi masalah keputusan. Pengambilan keputusan merupakan memilih diantara dua atau lebih tindakan. Memilih tindakan tersebut sangat rumit. Manajer aliran klasik menggunakan intuisi, perkiraan dan akal. Keputusan yang tepat didasarkan pada informasi yang baik. Keputusan ini dapat dilihat di gambar 1-7.
Manajemen ilmiah lahir pada Perang Dunia II yang membutuhkan metode pengumpulan informasi dalam pembuatan keputusan. Manajemen ilmiah terus berkembang dengan kemajuan teknologi komputer, yang digunakan untuk masalah produksi. Saat ini manajer membuat keputusan dalam situasi yang tidak pasti. Selama ini, akal digunakan dalam membuat keputusan. Teknologi membantu manajer mengumpulkan data dan menganalisanya. Contoh metode ilmiah adalah analisa faktor (misalnya untuk menentukan media iklan), program linear, teori antrian (mempelajari perilaku antrian di supermarket), dan teori permainan (seperti studi interaksi pesaing dalam industri). Banyak teknik pengambilan keputusan diatas menggunakan matematika tinggi, dan tergantung pada kemampuan kalkulasi dan akurasi komputer. Mahasiswa manajemen kantor administratif harus memahami pendekatan ilmiah untuk pengambilan keputusan, karena teknik ini digunakan oleh para manajer.
Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan (1996 : 156) mengemukakan tiga macam peran pemimpin yang disebutnya dengan “3A”, yakni alighting (menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya), aligning (menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga setiap orang menuju kearah yang sama), serta allowing (memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara mereka bekerja).
Manager:Seseorang yang bekerjadengan dan melaluiorang lain,mengkoordinir aktifitaskerja mereka untukmencapai suatu tujuanorganisasi.
PERAN MANAJEMEN, menurut Henry Mintzberg
1.Peran Interpersonal : peran hubungan personal dapat terdiri dari :
= figur kepala (figur head) : manajer mewakili organisasi untuk kegiatan2 diluar organisasi.
=pemimpin(leader) : manajer mengkoordinasi, mengendalikan, memotivasi, dan mendukung bawahan- bawahannya.
= penghubung (liaison) : manajer menghubungkan personal2 di semua tingkatan manajemen.
2.Peran Informational : peran dari manajer sebagai pusat syaraf (nerve center) organisasi untuk menerima informasi yg paling mutakhir dan sebagai penyebar ( disseminator) informasi keseluruh personal di organisasi. Peran informasi lainnya adalah manajer sebagai juru bicara (spokesman) untuk menjawab pertanyaan2 tentang informasi yg dimilikinya.
3.Peran decisional : yang dilakukan oleh manajer adalah sebagai entreprenuer, sebagai orang yg menangani gangguan, sebagai orang yg mengalokasikan sumber2 dayaorganisasi, dan sebagai negosiator jika terjadi konflik di dalam organisasi.
Keahlian Manajer : Seorang manajer yang berhasil harus memiliki banyak keahlian, tetapi ada dua yang mendasar yaitu komunikasi dan pemecahan masalah. Manajer berkomunikasi dengan bawahannya, atasannya, manajerlain ditingkat yang sama, dan dengan orang-orang diluar perusahaan. Mereka juga memecahkan masalah dengan membuat perubahan-perubahan pada operasi perusahan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

KESIMPULAN

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi saat ini, dimana segala kegiatan dalam kehidupan sehari-hari akan berbasis komputer. Maka dalam suatu instansi Komputer merupakan bahan kebutuhan dalam menciptakan dan memperoleh serta memproses suatu sistem informasi yang setiap saat selalu berkembang. Oleh karena itu setiap orang harus mampu berupaya mengikuti arus informasi yang berkembang di dunia teknologi ini.


Pada instasni perusahaan manapun saat ini pastilah menggunakan Sistem Informasi Manajemen yaitu sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu (integrated), untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan.
Mata kuliah ini juga menuntun mahasiswa untuk dapat memperoleh pemahaman yang diperlukan mengenai sistem informasi, bagaimana pengaruhnya terhadap organisasi, pemilihan sistem informasi yang tepat bagi organisasi dan peran sistem informasi dalam menciptakan competitive advantage bagi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Manajemen Sistem Informasi,Zulkifli A M
http://comes.umy.ac.id
http://materibelajar.wordpress.com
http://www.ilmukomputer.com
http://hardiyansyah-ahmad.blogspot.com
http://nazlahanum.blogspot.com
http://lizanda.wordpress.com
http://www.pustakaskripsi.com
http://id.wikipedia.org/wiki
http://www.elvinmiradi.com
http://www.teukuiwan.co.cc
http://profile.palcomtech.com


[Lecture] TUGAS I , SIM 1 (Soft Skills) - 2011-09-25 19:34:14.491015+07

Buatlah artikel semenarik mungkin dengan tema :
"IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF DALAM OPERASIONAL PERUSAHAAN PADA ERA GLOBALISASI"
dengan point pembahasan sebagai berikut :
- KOnsep Manajemen Informasi dalam perusahaan.OK
- Konsep keunggulan kompetitif dalam operasional perusahaan.OK
- Strategic Uses of Information Technology.OK
- Membangun Customer Focused Bisnis.OK
- Value Chain & Strategic Information System.ok
- Re-engineering Bussiness Process.
- Menciptakan Virtual Company.OK
- Membangun Knowledge Creating Company.

Selamat Mengerjakan.

Waktu anda 10 hari dari tgl 26 September 2011, kl sudah selesai membuat artikel silahkan anda mengupload artikel ini melalui fitur TUGAS pada studentsite , jangan lupa untuk memberikan keterangan (subject) mata kuliah SIM 1 (tugas I).

Pada kolom title isikan dengan judul artikel berikut keterangan mata kuliah softskills SIM 1.

Tugas pertama ini, paling LAMBAT di UPLOAD melalui studentsite pada TANGGAL 6 Oktober 2011 jam 12.00.

Terima Kasih.

regards
-bettyudha-
Sender :
BETTY YUDHA






Konsep keunggulan kompetitif dalam operasional perusahaan

Dalam mengimplementasikan konsep e-business, terlihat jelas bahwa meraih keunggulan kompetitif (competitive advantage) jauh lebih mudah dibandingkan mempertahankannya. Secara teoritis hal tersebut dapat dijelaskan karena adanya karakteristik sebagai berikut:
Pada level operasional, yang terjadi dalam e-business adalah restrukturisasi dan redistribusi dari bit-bit digital (digital management), sehingga mudah sekali bagi perusahaan untuk meniru model bisnis dari perusahaan lain yang telah sukses;
Berbeda dengan bisnis konvensional dimana biasanya sebuah kantor beroperasi 8 jam sehari, di dalam e-business (internet), perusahaan harus mampu melayani pelanggan selama 7 hari seminggu dan 24 jam sehari, karena jika tidak maka dengan mudah kompetitor akan mudah menyaingi perusahaan terkait;
Berjuta-juta individu (pelanggan) dapat berinteraksi dengan berjuta-juta perusahaan yang terkoneksi di internet, sehingga sangat mudah bagi mereka untuk pindah-pindah perusahaan dengan biaya yang sangat murah (rendahnya switching cost);
Fenomena jejaring (internetworking) memaksa perusahaan untuk bekerja sama dengan berbagai mitra bisnis untuk dapat menawarkan produk atau jasa secara kompetitif, sehingga kontrol kualitas, harga, dan kecepatan penciptaan sebuah produk atau jasa kerap sangat ditentukan oleh faktor-faktor luar yang tidak berada di dalam kontrol perusahaan; dan
Mekanisme perdagangan terbuka dan pasar bebas (serta teori perfect competition) secara tidak langsung telah terjadi di dunia internet, sehingga seluruh dampak atau dalil-dalil sehubungan dengan kondisi market semacam itu berlaku terjadi di dunia maya.

Melihat kenyataan di atas, perusahaan harus memiliki kriteria-kriteria (critical success factors) dan ukuran-ukuran (performance indicators) yang dapat dijadikan sebagai barometer sukses tidaknya perusahaan dalam memiliki dan mempertahankan keunggulun kompetitif tertentu. Beberapa teori keunggulan kompetitif di dunia maya menganjurkan agar paling tidak 7 (tujuh) aspek harus menjadi perhatian dari sebuah perusahaan, yaitu masing-masing:
Customer Service
Price
Quality
Fulfillment Time
Agility
Time to Market
Market Reach

Kondisi ketujuh aspek tersebut akan sangat menentukan posisi perusahaan di dalam kancah persaingan di dunia maya.

#strategic Uses of Information Technology#

Kursus ini dirancang untuk berurusan dengan kerangka analisis strategis di tingkat korporasi. Attention is focused on the overall plan for managing a diversified firm. Perhatian difokuskan pada rencana keseluruhan untuk mengelola perusahaan yang terdiversifikasi. Two major challenges faced by firms that operate in more than one industry are: (1) the achievement of a position of sustainable advantage by adopting a strategy of diversification; (2) the management of a “conglomeration” of varied business enterprises. Dua tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di lebih dari satu industri adalah: (1) pencapaian posisi keuntungan berkelanjutan dengan mengadopsi strategi diversifikasi; (2) pengelolaan sebuah "konglomerasi" dari berbagai perusahaan bisnis. As an advanced course in strategic management, it presents an in-depth study of concepts and techniques of formulating and implementing corporate strategy. Sebagai kursus maju dalam manajemen strategis, ini menyajikan sebuah studi mendalam tentang konsep dan teknik merumuskan dan menerapkan strategi perusahaan. The intended goals of the course are to provide an insight into the impact involved in the choice of strategies, cope and organization, and to offer a set of concepts and tools for a critical evaluation of these issues. Tujuan yang dimaksud kursus adalah untuk memberikan wawasan tentang dampak yang terlibat dalam pilihan strategi, mengatasi dan organisasi, dan untuk menawarkan satu set konsep dan perangkat untuk evaluasi kritis terhadap isu-isu ini. At the end of the course, student will be able to apply the framework of strategic analysis to firm competition in multiple industries. Pada akhir kursus, siswa akan dapat menerapkan kerangka analisis strategis untuk persaingan perusahaan dalam berbagai industri.Tentu saja ini menguji strategi pemasaran menggunakan kombinasi kasus teks dan bahan-bahan untuk mengembangkan konsep yang relevan dan menerapkannya pada situasi bisnis. This course discusses the role of market-driven strategies in business performance and the formation and revision of business level strategies and the issues related to consumer and competitive analysis in both national and international markets. Kursus ini membahas peran strategi berbasis pasar dalam kinerja bisnis dan pembentukan dan revisi strategi tingkat bisnis dan isu-isu yang berkaitan dengan konsumen dan analisis kompetitif baik di pasar nasional dan internasional. It is designed to meet the needs of students who wish to understand how marketing strategy fits into overall strategic planning function of the firm. Hal ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan siswa yang ingin memahami bagaimana strategi pemasaran yang cocok dengan keseluruhan fungsi perencanaan strategis perusahaan. It also provides students with analytical frameworks which will enable them to derive alternative approaches of marketing problems and develop criteria for evaluating those alternatives in terms of the impact marketing has on costs, price, sales volume, and consumer loyalty. Ini juga menyediakan kerangka kerja analitis siswa yang akan memungkinkan mereka untuk memperoleh alternatif pendekatan masalah pemasaran dan mengembangkan kriteria untuk mengevaluasi alternatif-alternatif dalam hal dampak pemasaran telah mengenai biaya, harga, volume penjualan, dan loyalitas konsumen.



#Membangun Customer Focused Bisnis#

Yang harus menjadi perhatian utama adalah komponen apa saja yang diperlukan oleh perusahaan baru, terutama di bidang multimedia dan informatika.
Pertama: pemasaran dan penjualan. Seringkali usaha baru bangkrut karena divisi pemasaran dan penjualannya loyo. Banyak yang merasa mampu membuat solusi multimedia dan informatika membuat usaha baru namun setahun kemudian tutup karena tidak dapat proyek. Tugas divisi ini adalah melakukan riset pasar, promosi, mencari prospek klien, melakukan presentasi sampai dapat menghasilkan proyek untuk perusahaan.
Kedua: produksi. Meski demikian,disarankan agar setiap proyek dikelola oleh Manajer Proyek yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan proyek. Manajer Proyek ini sifatnya temporer: ada ketika ada pekerjaan, sehingga tidak perlu ada di struktur organisasi. Namun dalam pekerjaannya Manajer Proyek membawahi seluruh tim produksi seperti desainer dan programmer sekaligus menjadi penghubung ke klien.
Ketiga: Administrasi dan Keuangan. Divisi ini bertanggung jawab terhadap masalah legal, administrasi, pembuatan invoice, penagihan, pembayaran dan tetek bengek keuangan termasuk mengatur cash flow dan membayar gaji karyawan.
Ketiga divisi itu cukup dipegang oleh masing-masing satu orang. Direksi cukup satu saja. Demikian pula komisaris.
Perusahaan baru sebaiknya cukup mengkonsentrasikan pada tiga fungsi dasar tersebut. Bersamaan dengan pertumbuhan perusahaan, jika dirasa perlu melakulan reorganisasi, lakukan saja. Ingat: sa;ah satu daya hidup perusahaan kecil ada pada fleksibilitas organisasinya. Oleh karena itu, manfaatkan daya hidup ini sebaik mungkin.

#Value Chain & Strategic Informastion System#

Sistem informasi dalam suatu organisasi perusahaan sudah menjadi suatu kebutuhan yang mendasar. Pada setiap proses bisnis membutuhkan data atau informasi dan juga akan menghasilkan data. Semua sumber daya informasi ini tidak akan berarti jika tidak dikelola dalam suatu sistem informasi yang baik. Perkembangan bisnis XYZ dan meningkatnya tingkat persaingan bisnis akan menuntut sistem informasi yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan operasional bisnis. Pihak manajemen XYZ memiliki rencana mengembangkan sistem informasi baru. Dengan memiliki sistem informasi yang baru, XYZ berharap dapat meningkatkan kinerja operasional bisnisnya dan secara tidak langsung dapat lebih unggul dalam bersaing dengan kompetitor. Pengembangan sistem informasi yang baru membutuhkan suatu perencanaan sistem teknologi informasi. Pembuatan perencanaan strategis sistem teknologi informasi adalah sebagai langkah awal dalam membuat perencanaan sistem teknologi informasi. Pada tahap awal penelitian dilakukan studi literatur tentang sistem informasi dan perencanaan strategis sistem teknologi informasi. Tahap selanjutnya dilakukan pengumpulan data dan informasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Tahap berikutnya dilakukan analisis bisnis dan analisis sistem teknologi informasi. Analisis bisnis yang dilakukan adalah analisis 5 competitive forces model Porter, analisis Strength Weaknesses Opportunity Threaths (SWOT), analisis value chain. Analisis sistem teknologi informasi yang dilakukan adalah analisis Information System Strategic Grid model McFarlan dan analisis kesenjangan. Bagian akhir analisis dilengkapi dengan rekomendasi strategi untuk pengembangan sistem teknologi informasi. Perbandingan antara kondisi sistem teknologi informasi XYZ dan kedua kompetitornya, yaitu THF dan MAF, dari segi teknis dan spesifikasinya adalah tidak jauh berbeda.

Berdasarkan analisis bisnis, XYZ harus memperbaiki kondisi internal organisasi dan mengembangkan sistem teknologi informasi sebagai salah satu kekuatan internal dalam bisnis XYZ. Berdasarkan analisis sistem teknologi informasi, aplikasi bisnis yang akan dikembangkan nanti harus masuk dalam grid (analisis Information System Strategic Grid model McFarlan) Strategic, High Potentials, dan Key Operational. XYZ juga harus menyiapkan SDM bidang teknologi informasi yang memiliki kemampuan dan keahlian sesuai dengan lingkungan pengembangan untuk aplikasi yang baru. XYZ direkomendasikan agar menjalankan strategi fokus dalam mengembangkan sistem teknologi informasi, yaitu dengan mengembangkan aplikasi bisnis yang handal dan aman serta didukung dengan infrastruktur teknologi informasi yang sesuai kebutuhan. Strategi ini dijalankan dengan tetap memperhatikan komponen biaya dan waktu pengembangan sistem.



#Re-engineering Bussiness Process#

Pindad (Persero) didirikan pada tanggal 29 April 1983 sebagai sebuah Perseroan Pemerintah yang tcrgabung dalam Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) dan dikelola oleh Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS). PT Pindad saat ini menghadapi banyak kendala dan permasalahan dalam menyelenggarakan kegiatan bisnisnya, dan sekaligus melakukan misi alih (penguasaan) teknologi, serta menjadi penegak utama dalam kemandirian industri alat peralatan Hankam.
Permasalahan yang dihadapi secara umum adalah belum dimanfaatkannya secara optimal potensi yang ada maupun belum diciptakannya peluang baru bagi potensi tersebut. Secara operasional permasalahannya terletak pada belum tercapainya QCD (Quality., Cost dan Delivery) bagi produknya, terutama aspek D yaitu penyerahan pesanan pada pemesannya.
Saat ini PT Pindad (Persero) memiliki Pusat Keunggulan (Center of Excellence) untuk Forging (Tempa), naniun kinerja Pusat ini bclum mencapai apa yang dicita-citakan perusahaan tersebut. Terdapat masalah kronis internal dan eksternal yang kompleks, yang memerlukan penataan ulang secara terprogram. Penataan ulang ini dikenal sebagai Reengineerinfj dan atau Business Process reengmeerintj" atau Corporate Reengineerin mcnyangkut empat aspek yaitu Fundamental, Radikal, Dramarik dan Proses.
Tulisan ini mencoba memccahkan permasalahan tersebut di atas, namun lebih bersifat analisis awal Business Process ^engineering Forging PT Pindad (Persero), mengingat implementasinya akan memakan waktu lama serta memerlukan kerja Tim. Pada tahap awal dipakai pendekatan PMT/GKM (Pengendalian Muru Terpadu/Gugus Kendali Muni), dilanjutkan dengan dcngan pendekatan reengineering pada tahap usul pemecahan masalah, terutama masalah keterlambatan. Hasil kajian menunjukkan bahwa 71,4% komponenjvrjjinff terlambat diselesaikan, Masa terlambat itu ada yang sampai mencapai tiga tahun yang ditargetkan tahun 1991, sampai sekarang belum siap.
Masalah yang dipilih sebagai prioritas saat ini ialah yang menyangkut produk komersial, mengingat kebijaksanaan perusahaan yang mensyaratkan 80% turn over produk komersial dan 20% produk militer di masa damai. Secara khusus dipilih masalah dalam program forging karena program tcrscbur menjadi salah satu Pusat Kcunggulan Produk Komersial PT Pindad. Penyebab terjadinya keterlambatan penycrahan kepada pemesan yang dapat dikenali antara lain ialah, kurangnya koordinasi, kurangnya penguasaan teknologi, kurangnya pemeliharaan, serta bclum dipunyainya alat uji kcrctakan material forging. Ditarik kesimpulan bahwa masalah itu dapat diatasi dcngan pendekatan rengineering, meliputi antara lain, langkah penyederhanaan "Sisdur" atau "Perobahan Pola kerja".

Tulisan ini juga menyarankan agar diupayakan mengatasi hambatan budaya di perusahaan terlebih dahulu dan membentuk Tim Khusus rengineering Gorging yang bertugas mengadakan pemetaan proses bisnis forging PT Pindad, terutama pada pembuatan dies mengkajinya, sehingga kcgiatan yang kurang lancar dapat diperbaiki dan yang mubazir dapat dihilangkan.



#Menciptakan Virtual Company#

Pengalaman Toyota dalam menciptakan mobil yang aman saat mengalami kecelakaan, terutama di dunia balap menjadi referensi utama bagi FIA untuk menunjuk Tim Formula 1 Panasonic Toyota Racing sebagai partner. Bukti nyata bagaimana ketangguhan mobil balap TF108 melindungi nyawa pembalap, tercermin saat Timo Glock mengalami kecelakaan hebat di Sirkuit Hockenheim, Jerman, pada 20 Juli 2008 lalu.

Ketika itu Glock yang melaju dengan kecepatan tinggi tiba-tiba mengalami masalah pada suspensi roda belakang sebelah kanan. Akibatnya mobilnya meluncur tak terkendali dan menabrak pagar pembatas hingga berputar 360 derajat. Meskipun bodi mobil hancur dan menyisakan beragam kepingan di lintasan, Glock tidak mengalami cedera sedikitpun.

Atas dasar itulah FIA Institute, yang merupakan tangan kanan FIA di bidang keselamatan melakukan kerjasama dalam menciptakan standarisasi keamanan mobil-mobil balap. Rahasia Toyota dalam menciptakan mobil-mobil yang aman saat mengalami kecelakaan itu berkat teknologi yang dinamakan Total Human Model Safety (THUMS).

Teknologi simulasi komputer kreasi para insinyur Toyota ini membantu para desainer dalam menciptakan bentuk mobil yang aman saat mengalami kecelakaan. Segala macam jenis kecelakaan dan bagaimana dampak yang ditimbulkan kepada pembalap atau penumpang, mampu divisualisasikan secara sempurna oleh komputer.

Begitu pula seberapa parah tingkat kecelakaan yang dialami pembalap dapat diketahui saat itu juga. Dengan informasi yang akurat inilah maka para insinyur Toyota mampu dengan cermat menciptakan desain mobil yang sangat aman. Tak tanggung-tanggung, FIA bakal merekomendasikan standarisasi keamanan ini untuk mobil-mobil F1 dan IRL!

Sejauh ini kerjasama antara FIA Institute dan Toyota telah mendapatkan beragam data penting. Data tersebut bakal digunakan untuk mendesain bentuk jok maupun ruang kemudi pembalap, khususnya di mobil-mobil balap single seater.

Hebatnya lagi teknologi THUMS tidak hanya digunakan bagi mobil-mobil balap berkecepatan tinggi saja, Toyota juga telah mengaplikasikannya pada mobil produksinya versi jalan raya. Jadi sekali lagi Toyota mampu menciptakan standarisasi keselamatan dan keamanan yang tinggi bagi mobil-mobil masa kini.

#Membangun Knowledge Creating Company#

Mungkin belum banyak diantara kita yang mendengar tentang Knowledge Management yang biasa disingkat KM. KM memang belum memiliki definisi formal. Tapi secara konseptual, KM merupakan kegiatan organisasi dalam mengelola pengetahuan sebagai aset, dimana dalam berbagai strateginya ada penyaluran pengetahuan yang tepat kepada orang yang tepat dan dalam waktu yang cepat, hingga mereka bisa saling berinteraksi, berbagi pengetahuan dan mengaplikasikannya dalam pekerjaan sehari-hari demi peningkatan kinerja organisasi.

Majalah Fortune pada tahun 1999 pernah mengeluarkan peringkat 15 perusahaan urutan teratas hasil market valuation atas 500 perusahaan kelas dunia yang paling sukses. Hasilnya, Microsoft bertengger di urutan pertama, disusul Nokia, Fuji, Xerox, dan seterusnya. Apa kiat sukses mereka? Jawabannya adalah: mereka berhasil mengelola pengetahuan sebagai aset strategis, dan menjadikan pengetahuan sebagai salah satu indikator utama keberhasilan.
Knowledge Management oleh Muhibbullah Azfa Manik
Jadi, modal utama perusahaan-perusahaan itu tidak lagi terfokus pada aset yang tangible (tanah, bangunan, uang) melainkan telah berubah ke aset intangible (brand recognition, patent, customer loyalty dll) yang merupakan wujud kreatifitas dan inovasi yang bersumber pada pengetahuan.
Knowledge Management oleh Muhibbullah Azfa Manik
Sebagai suatu aset yang strategis, pengetahuan harus dikelola dan dikembangkan. Dengan manajemen pengetahuan yang efektif, akan tercipta iklim yang kondusif atau budaya belajar dan berbagi pengetahuan, sehingga pengetahuan para individu yang sangat beragam menjadi mudah dipadukan hingga menjadi pengetahuan organisasi atau perusahaan. Sasarannya: menghasilkan berbagai keunggulan. Jadi, jargonnya adalah: “individual knowledge is nothing, but shared knowledge is power”.
Knowledge Management oleh Muhibbullah Azfa Manik
Menggalang ”Knowledge Worker”
Knowledge Management oleh Muhibbullah Azfa Manik
Pada tataran praktek, Amrit Tiwana (2000) menjelaskan KM sebagai sebuah konsep dimana perusahaan mengelola pengetahuan organisasi secara efektif guna menciptakan business value dan competitive advantage. Pengetahuan yang semula milik individu, kini menjadi milik perusahaan, dan dapat digunakan serta disebarluaskan untuk kepentingan perusahaan. Konsep ini berorientasi pada pembentukan kowledge worker dalam perusahaan, seperti yang ditulis Peter F. Drucker dalam bukunya Landmark of Tomorrow di tahun 1959. Menurutnya, seorang pekerja yang efektif akan mengandalkan pengetahuannya dan tidak terbatas pada kemampuannya saja.
Knowledge Management oleh Muhibbullah Azfa Manik
Metode ini kemudian dikembangkan oleh Ikujiro Nonaka (1987,1998) dalam tulisannya The Knowledge Creating Company, dimana Nonaka lebih memfokuskan pada optimalisasi penggunaan pengetahuan yang telah ada dalam perusahaan, agar menghasilkan pengetahuan yang baru, hingga proses kreativitas menjadi faktor utama. Di dalam proposisinya, Nonaka banyak mengambil contoh pengalaman dari perusahaan Jepang di bidang otomotif, seperti Honda, Toyota, yang mampu memapakkan kaki secara kokoh dalam persaingan dunia otomotif yang sangat ketat, berkat inovasi yang berkelanjutan.

















The concept of Strategic Information Systems or "SIS" was first introduced into the field of information systems in 1982-83 by Dr. Charles Wiseman, President of a newly formed consultancy called "Competitive Applications," (cf. NY State records for consultancies formed in 1982) who gave a series of public lectures on SIS in NYC sponsored by the Datamation Institute, a subsidiary of Datamation Magazine.

In 1985 Wiseman published an article on this subject (co-authored by Prof. Ian MacMillan) in the Journal of Business Strategy (Journal of Business Strategy, fall, 1984)

In 1985 he published the first book on SIS called "Strategy and Computers: Information Systems as Competitive Weapons" (Dow-Jones Irwin, 1985; translated into French by Bertrand Kaulek and into Italian by Professor Fabio Corno of Bocconi University). In 1988 an expanded version of this book called "Strategic Information Systems" was published by Richard D. Irwin. This book was translated into Japanese by Professor Shinroki Tsuji and published by Diamond Publishing. Over 50,000 copies have been sold.

The following quotations from the Preface of the first book ("Strategy and Computers: Information Systems as Competitive Weapons") establishes the basic idea behind the notion of SIS:

"I began collecting instances of information systems used for strategic purposes five years ago, dubbing them "strategic information systems" (Internal Memo, American Can Company (Headquarters), Greenwich, CT, 1980). But from the start I was puzzled by their occurrence. At least theoretically I was unprepared to admit the existence of a new variety of computer application. The conventional view at the time recognized only management information systems, and management support systems, the former used to satisfy the information needs and the latter to automate basic business processes of decision makers. (Cf. articles by Richard Nolan, Jack Rockart, Michael Scott Morton, et al. at that time)...But as my file of cases grew, I realized that the conventional perspective on information systems was incomplete, unable to account for SIS. The examples belied the theory,and the theory in general blinded believers from seeing SIS. Indeed, some conventional information systems planning methodologies, which act like theories in guiding the systematic search for computer application opportunities, exclude certain SIS possibilities from what might be found. (ibid.)"

"This growing awareness of the inadequacy of the dominant dogma of the day led me to investigate the conceptual foundations, so to speak, of information systems. At first, I believed that the conventional gospel could be enlarged to accommodate SIS. But as my research progressed, I abandoned this position and concluded that to explain SIS and facilitate their discovery, one needed to view uses of computer (information) technology from a radically different perspective."

"I call this the strategic perspective on information systems (technology). The chapters to follow present my conception of it. Written for top executives and line managers, they show how computers (information technology) can be used to support or shape competitive strategy."

Most of the second book, Strategic Information Systems, was exposed from 1985 to 1988 to MBA students at the Columbia University Graduate School of Business and to a large number of practitioners seeking to apply SIS concepts to disparate industry settings. Since that time the concept has stimulated journals on the subject, dissertations, and extensive critical research. (References: search Google Scholar, Clusty, et al. using the terms: Strategic Information Systems, SIS, Charles Wiseman, et al.)

Jumat, 30 September 2011

tugas1

KONSEP MANAJEMEN INFORMASI & PERANAN PADA PERUSAHAAN
KONSEP MANAJEMEN INFORMASI & PERANAN PADA PERUSAHAAN

Ilmu manajemen merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang disistemisasi, dikumpulkan dan diterima kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya metode ilmiah yang dapat digunakan dalam setiap penyelesaian masalah dalam manajemen. Namun selain itu, beberapa ahli seperti Follet menganggap manajemen adalah sebuah seni. Hal ini disebabkan oleh kepemimpinan memerlukan kharisma, stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran, kemampuan menjalin hubungan antaramanusia yang semuanya itu banyak ditentukan oleh bakat seseorang dan sulit dipelajari.
KONSEP MANAJEMEN INFORMASI

Bagi banyak orang, kantor merupakan tempat korespondensi, persiapan formulir dan laporan, penyimpanan data, dan berkas oleh juru ketik, sekretaris, arsiparis, petugas pemberkasan, operator mesin, supervisor dan manajer. Latar di atas sering melibatkan produk fisik – surat, memorandum, dan laporan yang ditulis; pernyataan dan nota yang disiapkan; catatan dan rekaman; lemari berkas yang berisi salinan arsip. Kantor ini ada wujudnya, tapi bagi mahasiswa manajemen perkantoran administratif, ini merupakan gambaran umum sebuah kantor.
Berbeda dengan kantor dulu, dunia kantor sekarang terus berkembang. Latarnya lebih luas, tergantung pada sistem mesin elektronik yang mempengaruhi organisasi. Dunia kantor baru, tidak menekankan pada data atau formulir, tapi pada informasi. Bukan pada mesin, tapi pada sistem dimana mesin dan pegawai berfungsi.
Manajemen kantor administratif, mirip dengan manajemen informasi, menjadi bidang kerja dinamis yang terdiri dari sistem administrasi, proses data, reprografis, proses kata, manajemen data, telekomunikasi dan mikrografis. Perubahan yang membawa pandangan baru dunia kantor memberi spesialisasi untuk banyak pekerja dan perlunya manajer kantor administrasi yang memiliki pengetahuan yang luas.
FUNGSI MANAJEMEN KANTOR ADMINISTRATIF
Manajemen juga berlaku pada manajemen fungsi kantor. Manajer kantor bertanggung jawab merencanakan, mengorganisasi dan mengotrol semua kegiatan perusahaan dan mengarahkan orang untuk mencapai tujuan perusahaan.
Fungsi manajemen kantor terbatas pada layanan berkas dan pegawai. Adanya perkembangan zaman dan metode informasi muncul tuntutan agar informasi dan krputusan dilakukan lebih cepat. Manajemen mulai tergantung pada kekuatan kantor karena teknologi komunikasi dan komputer memberi kekuatan proses informasi kepada kantor yang lebih besar. Konsep ”kantor satu departemen” memperluas konsep manajemen administratif yang lebih terpusat.
Selama awal 1960-an, fungsi kantor menjadi manajemen informasi. Konsep ini memberi tanggung jawab yang luas untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menelusuri, dan distribusi informasi. Di bab 2, kegiatan ini mewakili sistem prosedur pengolahan siklus informasi; dan jika dilakukan dengan baik, menjadi bidang studi. Sehingga, sistem informasi menjadi disiplin akademik yang muncul dari penerapan teknologi informasi. Tugas kantor lama seperti komunikasi lisan dan tulisan, mengolah dan melaporkan, penyimpanan data, akunting, dan pemberkasan masih ada, tapi diperbarui.
Lingkup dan tanggung jawab manajemen kantor administratif dalam buku ini menganalisa setiap fungsi manajerial yang ada dalam kegiatan kantor. Urutan – merencanakan, mengorganisir, mearahkan dan mengarahkan – fungsi ini diringkas pada gambar 1-2.
Peran Manajer Kantor Administratif
Sebagai pihak utama dalam pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penelusuran, dan distribusi informasi, manajemen kantor administratif berperan penting dalam proses pembuatan keputusan. Tugas manajer adalah pengambil keputusan, dengan biaya rendah, dengan informasi yang akurat, dapat diakses, dan berguna.
Tidak ada manajer yang memiliki tanggung jawab yang sama. Di satu perusahaan, manajer kantor menjadi akuntan, yang mengawasi korespondesi, surat, berkas, dan administrasi umum. Di perusahan lain, manajer kantor bertanggung jawab sebagai manajer personalia atau manajer kredit dengan berbagai tugas pengawasan. Di perusahaan lain, manajer kantor menjadi eksekutif yang bertanggung jawab memberikan layanan bagi semua divisi, berupa surat, manajemen arsip, proses kata, layanan kurir, telekomunikasi dan pemeliharaan kantor.
Meski memiliki tanggung jawab berbeda, hampir semua manajer melakukan kegiatan yang sama. Dalam studi analisa peran manajer kantor, Schmidt dan Lappe menemukan dari semua manajer kantor yang disurvey, 3 kegiatan yang sering dilakukan adalah merekrut pegawai, analisa pekerjaan dan komunikasi tertulis (surat dan laporan). Temuan yang sama diperoleh dalam studi oleh Smith dan Warner yang menemukan bahwa manajer kantor sering melakukan komunikasi lisan dan tulisan, dan lisan dua kali lebih sering dibanding tulisan. Smith dan Warner juga menemukan bahwa banyak waktu manajer kantor digunakan untuk hubungan personalia – merekrut, melatih dan mempromosikan pegawai – dan dalam sistem analisa.
Perbedaan tanggung jawab manajer kantor disebabkan beberapa faktor, antara lain ukuran organisasi, di perusahaan besar yang mayoritas outputnya adalah pengolahan informasi, volume layanan sangat besar sehingga memerlukan pengawasan manajer kantor. Sebaliknya di perusahaan kecil, staf pabrik maerupakan sumber kegiatan bisnis utama, kegiatan layanan kantor dapat dilakukan oleh akuntan, pengawas, bendahara, manajer kredit, atau manajer personalia.
Manajer kantor bergabung dalam berbagai organisasi profesionis, seperti Asosiasi Manajemen Pengolahan Data, Asosiasi Manajemen dan Administrator Data, dan sebagainya. Organisasi ini beranggotakan orang-orang yang bekerja di bidang manajemen kantor adminitratif. Organisasi ini mengembangkan pengetahuan dan teknik manajemen. Pada tahun 1970, dibuat program sertifikasi manajer administratif. Kandidatnya terbuka untuk semua pegawai manajemen, untuk menjadi anggota harus memenuhi 5 standar : (1) lulus ujuan sertifikasi C.A.M yang terdiri dari manajemen personalia, manajemen keuangan, kontrol dan ekonomi, layanan administratif, dan sistem manajemen informasi, (2) berpengalaman di tingkat manajemen administratif selama 2 tahun, (3) menyerahkan referensi dari orang terkemuka, (4) memberikan bukti kemampuan memimpin, dan (5) menunjukkan bukti keahlian komunikasi. Program sertifikasi ini untuk memperluas cakupan dan tanggung jawab manajer di perkantoran modern.
Manajemen Informasi Masa Depan
Dimensi baru fungsi manajemen adalah proses mengubah informasi menjadi aksi. Semua tingkat manajerial ingin memperbaiki rasionalitas keputusan yang didasarkan pada informasi yang andal. Faktor ekonomi era 1970-an dan proyeksi kegiatan abad 20 berpengaruh pada dimensi baru ini.
Menurut Dinas Tenaga Kerja tahun 1985, penduduk Amerika Serikat mengalami peningkatan dibanding tahun 1972. Angkatan kerja juga meningkat dibanding sebelumnya. Tingkat pengangguran diharapkan turun. Periode 1972-1985, GNP mengalami peningkatan, ketika tingkat inflasi turun sampai 8,3% tahun 1985. Belanja pemerintah juga mengalami peningkatan.
Meningkatnya penduduk, angkatan kerja, pendapatan masyarakat, menyebabkan pernintaan terhadap barang dan jasa bertambah. Meningkatnya belanja pemerintah, memerlukan lebih banyak komunikasi, lebih banyak administrasi, lebih banyak konsumsi energi, dan lebih banyak pajak dan regulasi; singkatnya, lebih banyak informasi. Lingkup pengambilan keputusan lebih bersifat internasional, keputusan menjadi lebih rumit. Karena terlalu banyak fakta dan data dalam proses keputusan, menimbulkan kebingungan dan kekacauan. Kebutuhan masa depan bukan informasi, tapi penanganan informasi. Seseorang harus dapat memberikan informasi yang dapat memecahkan masalah. Peran manajer informasi dalam sistem masa depan menjadi sangat penting karena penggunaan komputer canggih untuk distribusi informasi dan intelijen.

Tahun 1980-an, manajemen dipimpin oleh presiden dan eksekutif yang melapor pada presiden, dibantu 3 wakil presiden, salah satunya wakil presiden bidang informasi. Wakil presiden ini bertanggung jawab mengelola pusat komputer, arus informasi, manajemen kantor, program kesehatan, pelatihan, humas, dan litbang. Manajer informasi dan fungsi informasi mulai berkembang di perusahaan besar. Selain ahli di bidang administrasi manajemen, manajer informasi harus memiliki keahlian dan pengalaman sebagai analis informasi, ahli manajemen data, manajer proses data, dan ahli komunikasi. Manajer harus mengetahui konsep dan sistem mesin, kemampuan konseptual untuk mengatur, keahlian menangani pegawai dalam team informasi. Posisi ini memerlukan pengalaman dan pendidikan untuk mengatur fungsi informasi dalam perusahaan.
Manajer kantor administratif selalu menjadi manajer informasi. Ia bertanggung jawab mengembangkan dan memelihara sistem yang baik, pegawai yang efisien, dan peralatan yang andal. Adanya alat, program dan sistem teknologi baru, menjadikan tangung jawab manajer meluas ke seluruh perusahaan, sehingga informasi dapat ditemukan dimana-mana.
Konsep sistem informasi manajemen menggabungkan semua fungsi informasi perusahaan dalam suatu jaringan informasi. Jaringan ini ada pada gambar 1-3 dimana fungsi koordinasi (pusat informasi) merupakan pusat intelijen atau basis data organisasi. Jaringan ini secara teori memberi akses ke semua data dan informasi dalam perusahaan. Jaringan ini menggabungkan sumber informasi tentang pelanggan, sumber pasokan dan info produk, serta informasi keuangan dan pasar. Informasi tersebut diperoleh dari lingkungan eksternal dan dimasukkan ke lingkungan internal. Fungsi informasi ini dikelola dalam sistem informasi terpusat di banyak perusahaan besar dan badan pemerintahan. Sistem ini kompleks, melibatkan posisi baru, peralatan baru, dan reorganisasi, yang direncanakan dalam beberapa tahap selama bertahun-tahun.

Dalam ruang lingkup yang lebih luas, informatika meliputi beberapa aspek:
ilmu informasi yang mempelajari tentang cara pengumpulan, klasifikasi, manipulasi penyimpanan, pengaksesan, dan penyebarluasan informasi untuk keperluan sosial dan kemasyarakatan secara menyeluruhilmu komputer dan teknik komputer yang mempelajari tentang pemrosesan, pengarsipan, dan penyebaran informasi dengan menggunakan teknologi informasi dan alat lain yang berbasis komputer.
peranan pada perusahaan:
Setiap perusahaan memiliki manajemen yang memegang berbagai peranan penting yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk diwujudkan bersama. Ada banyak peran yang harus dimainkan / diperankan para manajer secara seimbang sehingga diperlukan orang-orang yang tepat untuk menjalankan peran-peran tersebut.Manajemen yang baik haruslah berperan sesuai dengan situasi dan kondisi pada perusahaan atau organisasi. Menajemen yang tidak bisa menjalankan peran sesuai tuntutan perusahaan dapat membawa kegagalan.
Berikut ini adalah Peranan Manajemen yang harus diperankan para Manajer :
1. Peran Interpersonal
Yaitu hubungan antara manajer dengan orang yang ada di sekelilingnya, meliputi ;
- Figurehead / Pemimpin Simbol : Sebagai simbol dalam acara-acara perusahaan.
- Leader / Pemimpin : Menjadi pemimpin yag memberi motivasi para karyawan / bawahan serta mengatasi permasalahan yang muncul.
- Liaison / Penghubung : Menjadi penghubung dengan pihak internal maupun eksternal.
2. Peran Informasi
Adalah peran dalam mengatur informasi yang dimiliki baik yang berasal dari dalam maupun luar organisasi, meliputi ;
- Monitor / Pemantau : Mengawasi, memantau, mengikuti, mengumpulkan dan merekam kejadian atau peristiwa yang terjadi baik didapat secara langsung maupun tidak langsung.
- Disseminator / Penyebar : Menyebar informasi yang didapat kepada para orang-orang dalam organisasi.
- Spokeperson / Juru Bicara : Mewakili unit yang dipimpinnya kepada pihak luar.
3. Peran Pengambil Keputusan
Adalah peran dalam membuat keputusan baik yang ditentukan sendiri maupun yang dihasilkan bersama pihak lain, meliputi ;
- Entrepreneur / Kewirausahaan : Membuat ide dan kreasi yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kinerja unit kerja.
- Disturbance Handler / Penyelesai Permasalahan : Mencari jalan keluar dan solusi terbaik dari setiap persoalan yang timbul.
- Resource Allicator / Pengalokasi Sumber Daya : Menentukan siapa yang menerima sumber daya serta besar sumber dayanya.
- Negotiator / Negosiator : Melakukan negosiasi dengan pihak dalam dan luar untuk kepentingan unit kerja atau perusahaan.
Mengacu kepada Arsitektur Teknologi Informasi Perusahaan pembangunan, penerapan Teknologi Informasi yang dilakukan dikategorikan sebagai berikut :
• Aplikasi Teknologi Informasi yang menjadi landasan dari berbagai aplikasi lain yang ada di dalam Perusahaan antara lain sistem operasi, basis data, network management dan lain-lain.
• Aplikasi yang sifatnya mendasar (utility) yaitu aplikasi Teknologi Informasi yang dipergunakan untuk berbagai urusan utilisasi sumber daya Perusahaan anatara lain sistem penggajian, sistem akuntansi & keuangan dan lain-lain.
• Aplikasi Teknologi Informasi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik Perusahaan terutama yang berkaitan dengan proses penciptaan produk/jasa yang ditawarkan Perusahaan antara lain Aplikasi Properti, Aplikasi Forwarding dan Aplikasi Pergudangan.

1.2 Pemanfaatan teknologi informasi & komunikasi PT. KBN (Persero)

• Perusahaan sudah pemanfaatkan Teknologi Informasi dalam menunjang kegiatan operasional dan menunjang bisnis utama yaitu Properti dan Logistik.
• Perusahaan sudah memiliki aplikasi Teknologi Informasi yang terintegrasi, didukung sistem jaringan komputer transaksi terlaksana secara online dari Kantor Pusat hingga Unit Usaha sehingga dapat mengefisiensikan kegiatan operasional Perusahaan.

Pemanfaatan Teknologi Informasi yang sudah dilakukan dalam menunjang kegiatan operasional Perusahaan meliputi bidang-bidang sebagai berikut :
1. Sistem Informasi Akuntansi dan Keuangan
2. Sistem Informasi Properti
3. Sistem Informasi Forwarding.
4. Sistem Informasi Pergudangan.
5. Sistem Informasi SDM
6. Sistem Informasi Poliklinik
7. Aplikasi Audit Internal (Pengawasan SPI)
8. Sistem Persediaan ATK/Cetakan
9. Sistem Inventarisasi Peralatan Kantor
10. Sistem Electronic Data Interchange (EDI) untuk pengiriman dokumen PEB
11. Website dan intranet.
ALIRAN PEMIKIRAN MANAJEMEN
Manajer kantor administratif mengikuti beberapa pendekatan manajemen fungsi informasi. Kantor yang efisien menunjukkan manajer perseptif yang memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan. Manajer intuitif masih diperlukan karena mampu mengarahkan orang untuk mencapai sasaran perusahaan. Tapi tidak semua orang punya kemampuan intuisi. Sehingga mereka perlu mempelajari keahlian teknis, administratif dan personal untuk mengelola perusahaan.
Selama bertahun-tahun berbagai fungsi dalam proses manajemen telah melakukan klasifikasi pendekatan para ahli manajemen. Ada 3 aliran manajemen yaitu klasik, perilaku dan manajemen ilmiah. Masing-masing aliran memiliki pendekatan yang berbeda terhadap manajemen dan faktor penting dalam proses manajemen. Perbedaan telah mempengaruhi proses dan prinsip manajemen. Melalui aliran-aliran ini, mahasiswa manajemen kantor administratif menemukan prinsip yang dijadikan panduan dalam memahami konsep manajemen informasi.
Aliran Klasik
Revolusi industri membantu produksi barang secara massal dan menciptakan organisasi industri modern. Perusahaan baru kurang memahami masalah manajemen. Sehingga studi manajemen lebih banyak membahas masalah produksi. Ahli manajemen klasik menghubungkan antara manajemen dengan produksi. Aliran klasik percaya bahwa manajer harus berusaha meningkatkan efisiensi proses produksi.
Ada 2 pandangan teori manajemen klasik yaitu manajemen ilmiah dan manajemen total, yang akan dijelaskan sebagai berikut.
Manajemen ilmiah, ditujukan untuk memecahkan dua masalah utama : meningkatkan output rata-rata pekerja dan meningkatkan efisiensi manajemen. Manajemen ilmiah menggunakan akal dalam proses pengambilan keputusan. Semakin tinggi akal, masalah semakin dapat diatasi.
Metode ilmiah pemecahan masalah menggunakan logika dan langkah sistematis untuk atasi masalah yang efektif. Metode pemecahan masalah secara ilmiah, seperti dalam ilmu kimia atau fisika. Banyak tahap proses informasi menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah. Ini digunakan dalam analisa sistem, yang akan dibahas pada Bab 17.
Metode ilmiah pemecahan masalah kantor menggunakan langkah-langkah berikut :

1. Masalah harus dinyatakan dengan baik.
2. Informasi masalah harus dikumpulkan, dikelompokkan dan dianalisa.
3. Solusi sementara terhadap masalah (hipotesa) dikembangkan dan diuji keabsahannya.
4. Berdasarkan pengujian, dibuat modifikasi terhadap temuan dan kondisi baru, agar solusi bisa diterapkan.
5. Tindak lanjut dilakukan untuk melihat efektifitas solusi yang diberikan.

Frederick W. Taylor. Sebagai pionir studi fungsi produksi dan disebut Bapak Manajemen Ilmiah, tahun 1880, Taylor mengkaji standar kerja dan hubungan antara output dengan upah. Taylor lebih menekankan manajemen toko, daripada manajemen umum, serta melihat efisiensi pekerja dan manajer dalam produksi.
Taylor melihat setiap pekerja dimotivasi oleh kebutuhan finansial. Ia yakin pekerja membatasi outputnya karena takut dikeluarkan. Sehingga, Taylor menyarankan agar pekerja dididik untuk memahami bahwa pengorbanan ekonomi mereka akan mengurangi biaya produksi. Efektivitas pendapatnya adalah menempatkan pekerja dengan sistem upah perpotong, dengan menghasilkan banyak output maka gaji lebih banyak. Dasar pendekatan Taylor terhadap manajemen ilmiah adalah hanya ada satu cara terbaik untuk melakukan semua hal, baik menggunakan sekop maupun kertas.
Kontribusi Taylor meningkatkan efisiensi dan mengembangkan berbagai metode pelaksanaan konsep manajemen. Taylor memberi fungsi baru bagi manajer : mengganti metode aturan pokok dengan pertimbangan ilmiah untuk setiap pekerjaan; seleksi dan pelatihan ilmiah bagi pekerja; kerjasama antara manajer dan pekerja untuk menyelesaikan kerja dengan metode ilmiah; pembagian tanggung jawab yang seimbang antara manajer dan pekerja, dimana manajer merencanakan dan mengatur pekerjaan.
Frank dan Lilian Gilbrert. Awal 1900, mereka mengembangkan pemikiran manajemen ilmiah dengan menemukan alat dan teknik untuk membantu pekerja mengembangkan potensi melalui pelatihan, peralatan, lingkungan dan metode kerja. Prestasi mereka antara lain: menggunakan film untuk mempelajari dan memperbaiki gerakan; pengembangan bagan dan diagram untuk mendata proses dan pola; mempelajari bagian keletihan dan dampaknya pada kesehatan dan produktivitas; dan penerapan prinsip manajemen dan studi gerak untuk manajemen pribadi.
William H. Leffingwell. Disebut sebagai Bapak Manajemen Kantor, yang pertama menerapkan prinsip manajemen ilmiah untuk kantor. Bukunya, Manajemen Kantor Ilmiah, menjadi acuan studi modern dalam manajemen kantor. Lima Prinsip Kerja Efektif pada gambar 1-4 dikembangkan olehnya. Prinsip ini dapat dihubungkan dengan manajemen semua pekerjaan, dan mudah diterapkan di kantor. Setiap manajemen kantor harus merencanakan apa yang harus dilakukan dan bagaimana, kapan, dan dimana, serta oleh siapa (Prinsip 1). Dengan mengetahui rencana organisasi kantor dan pengembangan produk, manajer dapat mengkoordinasikan usaha semua pekerja, mesin dan informasi untuk menyusun jadwal kerja sesuai rencana (Prinsip 2). Selain itu, sistim operasional dan prosedur, penyimpanan data, metode pelaksanaan rencana dan pengukuran, serta tata letak untuk menyelesaikan kerja secara efektif yang harus dikembangkan (Prinsip 3 dan 4). Yang paling penting, manajer kantor harus memilih, melatih, memotivasi, mengkompensasi, dan mempromosikan pegawai sesuai kepentingan organisasi dan pegawai yang optimal (Prinsip 5).
Manajemen total, yang menekankan pendekatan menyeluruh terhadap masalah manajemen administratif, pengikut aliran ini mencari cara efektif untuk mengelola perusahaan.
Henry Fayol. Tahun 1949, bukunya Manajemen Umum dan Industri diterbitkan di Amerika. Fayol menerangkan konsep manajemen universal, mengembangkan teori manajemen komprehensif, dan menekankan perlunya pendidikan manajemen. Fayol yang pertama menyatakan prinsip manajemen yang menjadi panduan bagi koordinasi manajemen. Keberhasilannya sebagai manajer perusahaan tambang bukan karena kepemimpinan, tetapi karena penerapan prinsip administrasi yang dapat diajarkan kepada orang lain. Fayol menjelaskan 4 fungsi manajemen – perencanaan, pengorganisasian, komando, koordinasi, dan kontrol. Ia menekankan fungsi tersebut tidak hanya digunakan dalam bisnis, tetapi juga politik, agama, filantropis, militer, dan bidang lain. Tesisnya adalah karena semua perusahaan memerlukan manajemen, formulasi teori manajemen diperlukan untuk pendidikan manajemen yang efektif.
Mary Parker Follet, mengisi celah antara manajemen ilmiah Taylor dan psikologi sosial tahun 1920-an yang mempromosikan hubungan manusia yang lebih baik dalam industri. Melihat bahwa orang belum tahu cara hidup bersama, Follet mengembangkan konsep hidup asosiasi. Konsep ini menyatakan, bahwa organisasi kelompok merupakan metode baru dalam politik, dasar sistem industri masa depan, dan dasar tatanan internasional. Perkembangan baru manajemen dilihat Follet : perlunya mengurangi personalisasi wewenang dalam “hukum situasi”; penerapan ilmu perilaku pada masalah organisasi; menggunakan konflik yang konstruktif; psikologi kekuasaan; sifat komunikasi horisontal dan multi manajemen; dan tanggung jawab sosial manajemen.
Aliran klasik menekankan struktur dan hubungan formal dalam perusahaan. Dengan mengembangkan pengetahuan tentang situasi kerja, mereka tidak mengabaikan elemen manusia. Mereka mengembangkan ilmu tentang konsep yang menjadi dasar bagi organisasi.

Aliran Perilaku
Manajemen ilmiah masih menjadi dasar pemecahan masalah bisnis, tapi diiringi dengan perhatian terhadap unsur manusia dalam manajemen. Saat ini, pegawai lebih diutamakan daripada uang. Pegawai memiliki kebutuhan sosial dan psikologi, sama halnya dengan manajemen.
Minat terhadap unsur manusia dalam organisasi, manajer menggunakan dua pendekatan. Pendekatan hubungan manusia melihat pentingnya individu dalam sistem. Pendekatan ilmu perilaku menekankan hubungan antar pribadi dan tindakan demokrasi pada pekerja.
Pendekatan hubungan manusia. Tahun 1920-an dan 1930-an muncul gagasan bahwa orang penting dalam organisasi, karena mereka dapat mencapai sasaran organisasi. Pendekatan hubungan manusia dilakukan oleh peneliti Universitar Harvard antara tahun 1927-1932 terhadap pekerja wanita di perusahaan elektronik di Chicago. Ketua tim, Elton Mayo melakukan studi dampak lingkungan fisik seperti perubahan cahaya ditempat kerja terhadap produktivitas pegawai, hasilnya membingungkan. Ketika cahaya ditambah atau dikurangi, output tetap meningkat. Analisa menunjukkan bahwa motivasi pegawai bukan ditentukan oleh cahaya, tapi oleh perasaan dihargai. Hal ini penting bagi mereka untuk berkontribusi.
Mereka yang meneliti berbagai kondisi kerja seperti waktu istirahat, makan siang dan jam kerja; menggunakan wawancara untuk menentukan sikap; dan menganalisa organisasi sosial pekerja. Diketahui bahwa perubahan lingkungan kerja hanya sedikit pengaruhnya pada produktivitas kerja. Karena pekerja lebih merasa dihargai oleh manajemen. Karena manajemen meminta pendapat mereka tentang kondisi kerja, pekerja merasa hubungan mereka dengan manajemen lebih manusiawi. Pekerja merasa memiliki status dan dihormati. Penelitian ini menunjukkan upaya pekerja yang efektif terletak pada emosi dan kenyamanan fisik, penjelasan atas keputusan manajemen, dan tahu bahwa manajemen menghargai kerja mereka.
Studi Hawthorne menekankan faktor sosial dan psikologi baru dalam studi tentang pekerjaan. Hasil hubungan manusia adalah arah baru dalam studi manajemen perilaku.
Pendekatan Ilmu Perilaku. Teori Perilaku Klasik didasarkan pada kebutuhan tunggal, seperti teori Freud tentang dorongan nafsu dan konsep Jung tentang kebutuhan mengikuti ego seseorang. Ahli perilaku modern membuat daftar kebutuhan dari tiga (fisik, sosial, ego) sampai 15. Kebutuhan manusia tidak bisa dilihat, tetapi dapat dipelajari oleh ilmu perilaku manusia, dan diharapkan ada berbagai teori kebutuhan manusia dan berbagai sistem klasifikasinya.
Hierarki kebutuhan Maslow. Abraham Maslow mengembangkan teori motivasi manusia. Hierarki kebutuhan ada dalam gambar 1-5. Jika kebutuhan paling rendah terpuaskan mereka tidak termotivasi lagi, dan kebutuhan yang lebih tinggi menjadi dominan. Tapi, kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi muncul, meski kebutuhan sebelumnya belum terpuaskan. Hanya sedikit orang yang tahu memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi; hanya sedikit yang terwujud.
Manajer kantor administratif harus tahu kebutuhan setiap pekerja dan tidak boleh menggunakan satu pendekatan untuk memotivasi semua pekerja dalam mencapai sasaran organisasi. Manajer juga harus tahu bahwa kepuasan belum tentu memotivasi. Karena kebutuhan pegawai selalu bertambah.
Pandangan McGregor tentang Perilaku Pekerja. Sifat manusia sering diteliti. Manusia dianggap memiliki kemampuan kasih sayang, tapi tidak mau diatur. Manusia juga memiliki sifat buruk, dan perlu dikendalikan oleh masyarakat. Sifat manusia ini merupakan teori manajemen Douglas McGregor. Ia melihat cara manajer mengatur pekerja didasarkan asumsi Teori X dalam gambar 1-6. Asumsi lain disebut Teori Y, adalah penilaian mengatur pekerja yang lebih realistik.
Teori X kurang bersifat ilmiah. Bawahan dianggap tidak bertanggung jawab, egois dan malas. Manajer harus melakukan kontrol yang ketat. Teori Y mengkritik kontrol terhadap pekerja yang dilakukan peneliti. Teori ini menyatakan pekerja memiliki kebutuhan yang belum dipenuhi. Asumsi Teori Y menunjukkan potensi pekerja yang mendorong manajer menciptakan kondisi agar pekerja dapat mengembangkan diri.
Manajer kantor perseptif tahu bahwa pegawai sakit karena salah makan dan kerja mereka tidak efektif karena kebutuhan psikologis yang tidak dipenuhi. Karena manajer kantor bekerja dengan bawahan, mereka harus tahu pola perilaku pegawai. Perlu diciptakan kondisi agar pegawai dapat memenuhi kebutuhan dan meningkatkan produktivitas.
Teori Herzberg tentang Motivasi Kerja. Ada dua faktor lingkungan kerja – hygienis dan motivator. Ini menciptakan sikap positif terhadap pekerjaan dan fungsi motivator. Contoh motivator adalah perasaan perbaikan diri, prestasi, dan keinginan untuk memperoleh tanggung jawab yang lebih besar. Faktor hygienis terkait dengan produktivitas dalam pekerjaan, misalnya gaji, kondisi kerja, kebijakan perusahaan, dan kualitas pengawasan. Jika faktor hygienis tidak memadai, pekerja menjadi tidak puas. Tapi jika faktor hygienis ada, pekerja tidak termotivasi untuk produktif; sehingga perlu faktor motivator.
Perasaan positif yang timbul akibat kondisi kerja, seperti dukungan pimpinan dan kenaikan gaji, hanya sebentar. Jika pegawai sangat termotivasi dan merasa pekerjaannya menantang, mereka akan mentoleransi kekurangan faktor hygienis. Meski tidak dapat diabaikan, faktor hygienis tidak dapat membantu mencapai tujuan perusahaan. Tugas manajer kantor adalah meningkatkan motivator seperti prestasi, penghargaan, pekerjaan, tanggung jawab dan kemajuan, akan dibahas di Bab 3.
Aliran Manajemen Ilmiah
Pendekatan manajemen ilmiah untuk pengambilan keputusan mengunakan ketrampilan matematika dan teknik untuk mengatasi masalah keputusan. Pengambilan keputusan merupakan memilih diantara dua atau lebih tindakan. Memilih tindakan tersebut sangat rumit. Manajer aliran klasik menggunakan intuisi, perkiraan dan akal. Keputusan yang tepat didasarkan pada informasi yang baik. Keputusan ini dapat dilihat di gambar 1-7.
Manajemen ilmiah lahir pada Perang Dunia II yang membutuhkan metode pengumpulan informasi dalam pembuatan keputusan. Manajemen ilmiah terus berkembang dengan kemajuan teknologi komputer, yang digunakan untuk masalah produksi. Saat ini manajer membuat keputusan dalam situasi yang tidak pasti. Selama ini, akal digunakan dalam membuat keputusan. Teknologi membantu manajer mengumpulkan data dan menganalisanya. Contoh metode ilmiah adalah analisa faktor (misalnya untuk menentukan media iklan), program linear, teori antrian (mempelajari perilaku antrian di supermarket), dan teori permainan (seperti studi interaksi pesaing dalam industri). Banyak teknik pengambilan keputusan diatas menggunakan matematika tinggi, dan tergantung pada kemampuan kalkulasi dan akurasi komputer. Mahasiswa manajemen kantor administratif harus memahami pendekatan ilmiah untuk pengambilan keputusan, karena teknik ini digunakan oleh para manajer.
Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan (1996 : 156) mengemukakan tiga macam peran pemimpin yang disebutnya dengan “3A”, yakni alighting (menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya), aligning (menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga setiap orang menuju kearah yang sama), serta allowing (memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara mereka bekerja).
Manager:Seseorang yang bekerjadengan dan melaluiorang lain,mengkoordinir aktifitaskerja mereka untukmencapai suatu tujuanorganisasi.
PERAN MANAJEMEN, menurut Henry Mintzberg
1.Peran Interpersonal : peran hubungan personal dapat terdiri dari :
= figur kepala (figur head) : manajer mewakili organisasi untuk kegiatan2 diluar organisasi.
=pemimpin(leader) : manajer mengkoordinasi, mengendalikan, memotivasi, dan mendukung bawahan- bawahannya.
= penghubung (liaison) : manajer menghubungkan personal2 di semua tingkatan manajemen.
2.Peran Informational : peran dari manajer sebagai pusat syaraf (nerve center) organisasi untuk menerima informasi yg paling mutakhir dan sebagai penyebar ( disseminator) informasi keseluruh personal di organisasi. Peran informasi lainnya adalah manajer sebagai juru bicara (spokesman) untuk menjawab pertanyaan2 tentang informasi yg dimilikinya.
3.Peran decisional : yang dilakukan oleh manajer adalah sebagai entreprenuer, sebagai orang yg menangani gangguan, sebagai orang yg mengalokasikan sumber2 dayaorganisasi, dan sebagai negosiator jika terjadi konflik di dalam organisasi.
Keahlian Manajer : Seorang manajer yang berhasil harus memiliki banyak keahlian, tetapi ada dua yang mendasar yaitu komunikasi dan pemecahan masalah. Manajer berkomunikasi dengan bawahannya, atasannya, manajerlain ditingkat yang sama, dan dengan orang-orang diluar perusahaan. Mereka juga memecahkan masalah dengan membuat perubahan-perubahan pada operasi perusahan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

Konsep keunggulan kompetitif dalam operasional perusahaan

Dalam mengimplementasikan konsep e-business, terlihat jelas bahwa meraih keunggulan kompetitif (competitive advantage) jauh lebih mudah dibandingkan mempertahankannya. Secara teoritis hal tersebut dapat dijelaskan karena adanya karakteristik sebagai berikut:
Pada level operasional, yang terjadi dalam e-business adalah restrukturisasi dan redistribusi dari bit-bit digital (digital management), sehingga mudah sekali bagi perusahaan untuk meniru model bisnis dari perusahaan lain yang telah sukses;
Berbeda dengan bisnis konvensional dimana biasanya sebuah kantor beroperasi 8 jam sehari, di dalam e-business (internet), perusahaan harus mampu melayani pelanggan selama 7 hari seminggu dan 24 jam sehari, karena jika tidak maka dengan mudah kompetitor akan mudah menyaingi perusahaan terkait;
Berjuta-juta individu (pelanggan) dapat berinteraksi dengan berjuta-juta perusahaan yang terkoneksi di internet, sehingga sangat mudah bagi mereka untuk pindah-pindah perusahaan dengan biaya yang sangat murah (rendahnya switching cost);
Fenomena jejaring (internetworking) memaksa perusahaan untuk bekerja sama dengan berbagai mitra bisnis untuk dapat menawarkan produk atau jasa secara kompetitif, sehingga kontrol kualitas, harga, dan kecepatan penciptaan sebuah produk atau jasa kerap sangat ditentukan oleh faktor-faktor luar yang tidak berada di dalam kontrol perusahaan; dan
Mekanisme perdagangan terbuka dan pasar bebas (serta teori perfect competition) secara tidak langsung telah terjadi di dunia internet, sehingga seluruh dampak atau dalil-dalil sehubungan dengan kondisi market semacam itu berlaku terjadi di dunia maya.

Melihat kenyataan di atas, perusahaan harus memiliki kriteria-kriteria (critical success factors) dan ukuran-ukuran (performance indicators) yang dapat dijadikan sebagai barometer sukses tidaknya perusahaan dalam memiliki dan mempertahankan keunggulun kompetitif tertentu. Beberapa teori keunggulan kompetitif di dunia maya menganjurkan agar paling tidak 7 (tujuh) aspek harus menjadi perhatian dari sebuah perusahaan, yaitu masing-masing:
Customer Service
Price
Quality
Fulfillment Time
Agility
Time to Market
Market Reach

Kondisi ketujuh aspek tersebut akan sangat menentukan posisi perusahaan di dalam kancah persaingan di dunia maya.
#strategic Uses of Information Technology#

Kursus ini dirancang untuk berurusan dengan kerangka analisis strategis di tingkat korporasi. Attention is focused on the overall plan for managing a diversified firm. Perhatian difokuskan pada rencana keseluruhan untuk mengelola perusahaan yang terdiversifikasi. Two major challenges faced by firms that operate in more than one industry are: (1) the achievement of a position of sustainable advantage by adopting a strategy of diversification; (2) the management of a “conglomeration” of varied business enterprises. Dua tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di lebih dari satu industri adalah: (1) pencapaian posisi keuntungan berkelanjutan dengan mengadopsi strategi diversifikasi; (2) pengelolaan sebuah "konglomerasi" dari berbagai perusahaan bisnis. As an advanced course in strategic management, it presents an in-depth study of concepts and techniques of formulating and implementing corporate strategy. Sebagai kursus maju dalam manajemen strategis, ini menyajikan sebuah studi mendalam tentang konsep dan teknik merumuskan dan menerapkan strategi perusahaan. The intended goals of the course are to provide an insight into the impact involved in the choice of strategies, cope and organization, and to offer a set of concepts and tools for a critical evaluation of these issues. Tujuan yang dimaksud kursus adalah untuk memberikan wawasan tentang dampak yang terlibat dalam pilihan strategi, mengatasi dan organisasi, dan untuk menawarkan satu set konsep dan perangkat untuk evaluasi kritis terhadap isu-isu ini. At the end of the course, student will be able to apply the framework of strategic analysis to firm competition in multiple industries. Pada akhir kursus, siswa akan dapat menerapkan kerangka analisis strategis untuk persaingan perusahaan dalam berbagai industri.Tentu saja ini menguji strategi pemasaran menggunakan kombinasi kasus teks dan bahan-bahan untuk mengembangkan konsep yang relevan dan menerapkannya pada situasi bisnis. This course discusses the role of market-driven strategies in business performance and the formation and revision of business level strategies and the issues related to consumer and competitive analysis in both national and international markets. Kursus ini membahas peran strategi berbasis pasar dalam kinerja bisnis dan pembentukan dan revisi strategi tingkat bisnis dan isu-isu yang berkaitan dengan konsumen dan analisis kompetitif baik di pasar nasional dan internasional. It is designed to meet the needs of students who wish to understand how marketing strategy fits into overall strategic planning function of the firm. Hal ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan siswa yang ingin memahami bagaimana strategi pemasaran yang cocok dengan keseluruhan fungsi perencanaan strategis perusahaan. It also provides students with analytical frameworks which will enable them to derive alternative approaches of marketing problems and develop criteria for evaluating those alternatives in terms of the impact marketing has on costs, price, sales volume, and consumer loyalty. Ini juga menyediakan kerangka kerja analitis siswa yang akan memungkinkan mereka untuk memperoleh alternatif pendekatan masalah pemasaran dan mengembangkan kriteria untuk mengevaluasi alternatif-alternatif dalam hal dampak pemasaran telah mengenai biaya, harga, volume penjualan, dan loyalitas konsumen.
#Membangun Customer Focused Bisnis#

Yang harus menjadi perhatian utama adalah komponen apa saja yang diperlukan oleh perusahaan baru, terutama di bidang multimedia dan informatika.
Pertama: pemasaran dan penjualan. Seringkali usaha baru bangkrut karena divisi pemasaran dan penjualannya loyo. Banyak yang merasa mampu membuat solusi multimedia dan informatika membuat usaha baru namun setahun kemudian tutup karena tidak dapat proyek. Tugas divisi ini adalah melakukan riset pasar, promosi, mencari prospek klien, melakukan presentasi sampai dapat menghasilkan proyek untuk perusahaan.
Kedua: produksi. Meski demikian,disarankan agar setiap proyek dikelola oleh Manajer Proyek yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan proyek. Manajer Proyek ini sifatnya temporer: ada ketika ada pekerjaan, sehingga tidak perlu ada di struktur organisasi. Namun dalam pekerjaannya Manajer Proyek membawahi seluruh tim produksi seperti desainer dan programmer sekaligus menjadi penghubung ke klien.
Ketiga: Administrasi dan Keuangan. Divisi ini bertanggung jawab terhadap masalah legal, administrasi, pembuatan invoice, penagihan, pembayaran dan tetek bengek keuangan termasuk mengatur cash flow dan membayar gaji karyawan.
Ketiga divisi itu cukup dipegang oleh masing-masing satu orang. Direksi cukup satu saja. Demikian pula komisaris.
Perusahaan baru sebaiknya cukup mengkonsentrasikan pada tiga fungsi dasar tersebut. Bersamaan dengan pertumbuhan perusahaan, jika dirasa perlu melakulan reorganisasi, lakukan saja. Ingat: sa;ah satu daya hidup perusahaan kecil ada pada fleksibilitas organisasinya. Oleh karena itu, manfaatkan daya hidup ini sebaik mungkin.

#Value Chain & Strategic Informastion System#

Sistem informasi dalam suatu organisasi perusahaan sudah menjadi suatu kebutuhan yang mendasar. Pada setiap proses bisnis membutuhkan data atau informasi dan juga akan menghasilkan data. Semua sumber daya informasi ini tidak akan berarti jika tidak dikelola dalam suatu sistem informasi yang baik. Perkembangan bisnis XYZ dan meningkatnya tingkat persaingan bisnis akan menuntut sistem informasi yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan operasional bisnis. Pihak manajemen XYZ memiliki rencana mengembangkan sistem informasi baru. Dengan memiliki sistem informasi yang baru, XYZ berharap dapat meningkatkan kinerja operasional bisnisnya dan secara tidak langsung dapat lebih unggul dalam bersaing dengan kompetitor. Pengembangan sistem informasi yang baru membutuhkan suatu perencanaan sistem teknologi informasi. Pembuatan perencanaan strategis sistem teknologi informasi adalah sebagai langkah awal dalam membuat perencanaan sistem teknologi informasi. Pada tahap awal penelitian dilakukan studi literatur tentang sistem informasi dan perencanaan strategis sistem teknologi informasi. Tahap selanjutnya dilakukan pengumpulan data dan informasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Tahap berikutnya dilakukan analisis bisnis dan analisis sistem teknologi informasi. Analisis bisnis yang dilakukan adalah analisis 5 competitive forces model Porter, analisis Strength Weaknesses Opportunity Threaths (SWOT), analisis value chain. Analisis sistem teknologi informasi yang dilakukan adalah analisis Information System Strategic Grid model McFarlan dan analisis kesenjangan. Bagian akhir analisis dilengkapi dengan rekomendasi strategi untuk pengembangan sistem teknologi informasi. Perbandingan antara kondisi sistem teknologi informasi XYZ dan kedua kompetitornya, yaitu THF dan MAF, dari segi teknis dan spesifikasinya adalah tidak jauh berbeda.

Berdasarkan analisis bisnis, XYZ harus memperbaiki kondisi internal organisasi dan mengembangkan sistem teknologi informasi sebagai salah satu kekuatan internal dalam bisnis XYZ. Berdasarkan analisis sistem teknologi informasi, aplikasi bisnis yang akan dikembangkan nanti harus masuk dalam grid (analisis Information System Strategic Grid model McFarlan) Strategic, High Potentials, dan Key Operational. XYZ juga harus menyiapkan SDM bidang teknologi informasi yang memiliki kemampuan dan keahlian sesuai dengan lingkungan pengembangan untuk aplikasi yang baru. XYZ direkomendasikan agar menjalankan strategi fokus dalam mengembangkan sistem teknologi informasi, yaitu dengan mengembangkan aplikasi bisnis yang handal dan aman serta didukung dengan infrastruktur teknologi informasi yang sesuai kebutuhan. Strategi ini dijalankan dengan tetap memperhatikan komponen biaya dan waktu pengembangan sistem.



#Re-engineering Bussiness Process#

Pindad (Persero) didirikan pada tanggal 29 April 1983 sebagai sebuah Perseroan Pemerintah yang tcrgabung dalam Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) dan dikelola oleh Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS). PT Pindad saat ini menghadapi banyak kendala dan permasalahan dalam menyelenggarakan kegiatan bisnisnya, dan sekaligus melakukan misi alih (penguasaan) teknologi, serta menjadi penegak utama dalam kemandirian industri alat peralatan Hankam.
Permasalahan yang dihadapi secara umum adalah belum dimanfaatkannya secara optimal potensi yang ada maupun belum diciptakannya peluang baru bagi potensi tersebut. Secara operasional permasalahannya terletak pada belum tercapainya QCD (Quality., Cost dan Delivery) bagi produknya, terutama aspek D yaitu penyerahan pesanan pada pemesannya.
Saat ini PT Pindad (Persero) memiliki Pusat Keunggulan (Center of Excellence) untuk Forging (Tempa), naniun kinerja Pusat ini bclum mencapai apa yang dicita-citakan perusahaan tersebut. Terdapat masalah kronis internal dan eksternal yang kompleks, yang memerlukan penataan ulang secara terprogram. Penataan ulang ini dikenal sebagai Reengineerinfj dan atau Business Process reengmeerintj" atau Corporate Reengineerin mcnyangkut empat aspek yaitu Fundamental, Radikal, Dramarik dan Proses.
Tulisan ini mencoba memccahkan permasalahan tersebut di atas, namun lebih bersifat analisis awal Business Process ^engineering Forging PT Pindad (Persero), mengingat implementasinya akan memakan waktu lama serta memerlukan kerja Tim. Pada tahap awal dipakai pendekatan PMT/GKM (Pengendalian Muru Terpadu/Gugus Kendali Muni), dilanjutkan dengan dcngan pendekatan reengineering pada tahap usul pemecahan masalah, terutama masalah keterlambatan. Hasil kajian menunjukkan bahwa 71,4% komponenjvrjjinff terlambat diselesaikan, Masa terlambat itu ada yang sampai mencapai tiga tahun yang ditargetkan tahun 1991, sampai sekarang belum siap.
Masalah yang dipilih sebagai prioritas saat ini ialah yang menyangkut produk komersial, mengingat kebijaksanaan perusahaan yang mensyaratkan 80% turn over produk komersial dan 20% produk militer di masa damai. Secara khusus dipilih masalah dalam program forging karena program tcrscbur menjadi salah satu Pusat Kcunggulan Produk Komersial PT Pindad. Penyebab terjadinya keterlambatan penycrahan kepada pemesan yang dapat dikenali antara lain ialah, kurangnya koordinasi, kurangnya penguasaan teknologi, kurangnya pemeliharaan, serta bclum dipunyainya alat uji kcrctakan material forging. Ditarik kesimpulan bahwa masalah itu dapat diatasi dcngan pendekatan rengineering, meliputi antara lain, langkah penyederhanaan "Sisdur" atau "Perobahan Pola kerja".

Tulisan ini juga menyarankan agar diupayakan mengatasi hambatan budaya di perusahaan terlebih dahulu dan membentuk Tim Khusus rengineering Gorging yang bertugas mengadakan pemetaan proses bisnis forging PT Pindad, terutama pada pembuatan dies mengkajinya, sehingga kcgiatan yang kurang lancar dapat diperbaiki dan yang mubazir dapat dihilangkan.



#Menciptakan Virtual Company#

Pengalaman Toyota dalam menciptakan mobil yang aman saat mengalami kecelakaan, terutama di dunia balap menjadi referensi utama bagi FIA untuk menunjuk Tim Formula 1 Panasonic Toyota Racing sebagai partner. Bukti nyata bagaimana ketangguhan mobil balap TF108 melindungi nyawa pembalap, tercermin saat Timo Glock mengalami kecelakaan hebat di Sirkuit Hockenheim, Jerman, pada 20 Juli 2008 lalu.

Ketika itu Glock yang melaju dengan kecepatan tinggi tiba-tiba mengalami masalah pada suspensi roda belakang sebelah kanan. Akibatnya mobilnya meluncur tak terkendali dan menabrak pagar pembatas hingga berputar 360 derajat. Meskipun bodi mobil hancur dan menyisakan beragam kepingan di lintasan, Glock tidak mengalami cedera sedikitpun.

Atas dasar itulah FIA Institute, yang merupakan tangan kanan FIA di bidang keselamatan melakukan kerjasama dalam menciptakan standarisasi keamanan mobil-mobil balap. Rahasia Toyota dalam menciptakan mobil-mobil yang aman saat mengalami kecelakaan itu berkat teknologi yang dinamakan Total Human Model Safety (THUMS).

Teknologi simulasi komputer kreasi para insinyur Toyota ini membantu para desainer dalam menciptakan bentuk mobil yang aman saat mengalami kecelakaan. Segala macam jenis kecelakaan dan bagaimana dampak yang ditimbulkan kepada pembalap atau penumpang, mampu divisualisasikan secara sempurna oleh komputer.

Begitu pula seberapa parah tingkat kecelakaan yang dialami pembalap dapat diketahui saat itu juga. Dengan informasi yang akurat inilah maka para insinyur Toyota mampu dengan cermat menciptakan desain mobil yang sangat aman. Tak tanggung-tanggung, FIA bakal merekomendasikan standarisasi keamanan ini untuk mobil-mobil F1 dan IRL!

Sejauh ini kerjasama antara FIA Institute dan Toyota telah mendapatkan beragam data penting. Data tersebut bakal digunakan untuk mendesain bentuk jok maupun ruang kemudi pembalap, khususnya di mobil-mobil balap single seater.

Hebatnya lagi teknologi THUMS tidak hanya digunakan bagi mobil-mobil balap berkecepatan tinggi saja, Toyota juga telah mengaplikasikannya pada mobil produksinya versi jalan raya. Jadi sekali lagi Toyota mampu menciptakan standarisasi keselamatan dan keamanan yang tinggi bagi mobil-mobil masa kini.

#Membangun Knowledge Creating Company#

Mungkin belum banyak diantara kita yang mendengar tentang Knowledge Management yang biasa disingkat KM. KM memang belum memiliki definisi formal. Tapi secara konseptual, KM merupakan kegiatan organisasi dalam mengelola pengetahuan sebagai aset, dimana dalam berbagai strateginya ada penyaluran pengetahuan yang tepat kepada orang yang tepat dan dalam waktu yang cepat, hingga mereka bisa saling berinteraksi, berbagi pengetahuan dan mengaplikasikannya dalam pekerjaan sehari-hari demi peningkatan kinerja organisasi.

Majalah Fortune pada tahun 1999 pernah mengeluarkan peringkat 15 perusahaan urutan teratas hasil market valuation atas 500 perusahaan kelas dunia yang paling sukses. Hasilnya, Microsoft bertengger di urutan pertama, disusul Nokia, Fuji, Xerox, dan seterusnya. Apa kiat sukses mereka? Jawabannya adalah: mereka berhasil mengelola pengetahuan sebagai aset strategis, dan menjadikan pengetahuan sebagai salah satu indikator utama keberhasilan.
Knowledge Management oleh Muhibbullah Azfa Manik
Jadi, modal utama perusahaan-perusahaan itu tidak lagi terfokus pada aset yang tangible (tanah, bangunan, uang) melainkan telah berubah ke aset intangible (brand recognition, patent, customer loyalty dll) yang merupakan wujud kreatifitas dan inovasi yang bersumber pada pengetahuan.
Knowledge Management oleh Muhibbullah Azfa Manik
Sebagai suatu aset yang strategis, pengetahuan harus dikelola dan dikembangkan. Dengan manajemen pengetahuan yang efektif, akan tercipta iklim yang kondusif atau budaya belajar dan berbagi pengetahuan, sehingga pengetahuan para individu yang sangat beragam menjadi mudah dipadukan hingga menjadi pengetahuan organisasi atau perusahaan. Sasarannya: menghasilkan berbagai keunggulan. Jadi, jargonnya adalah: “individual knowledge is nothing, but shared knowledge is power”.
Knowledge Management oleh Muhibbullah Azfa Manik
Menggalang ”Knowledge Worker”
Knowledge Management oleh Muhibbullah Azfa Manik
Pada tataran praktek, Amrit Tiwana (2000) menjelaskan KM sebagai sebuah konsep dimana perusahaan mengelola pengetahuan organisasi secara efektif guna menciptakan business value dan competitive advantage. Pengetahuan yang semula milik individu, kini menjadi milik perusahaan, dan dapat digunakan serta disebarluaskan untuk kepentingan perusahaan. Konsep ini berorientasi pada pembentukan kowledge worker dalam perusahaan, seperti yang ditulis Peter F. Drucker dalam bukunya Landmark of Tomorrow di tahun 1959. Menurutnya, seorang pekerja yang efektif akan mengandalkan pengetahuannya dan tidak terbatas pada kemampuannya saja.
Knowledge Management oleh Muhibbullah Azfa Manik
Metode ini kemudian dikembangkan oleh Ikujiro Nonaka (1987,1998) dalam tulisannya The Knowledge Creating Company, dimana Nonaka lebih memfokuskan pada optimalisasi penggunaan pengetahuan yang telah ada dalam perusahaan, agar menghasilkan pengetahuan yang baru, hingga proses kreativitas menjadi faktor utama. Di dalam proposisinya, Nonaka banyak mengambil contoh pengalaman dari perusahaan Jepang di bidang otomotif, seperti Honda, Toyota, yang mampu memapakkan kaki secara kokoh dalam persaingan dunia otomotif yang sangat ketat, berkat inovasi yang berkelanjutan.